China dan Asia Tengah Sepakati Pakta Persahabatan Permanen dan Paket Bantuan Baru

Dalam perkembangan penting hubungan internasional 2025, China dan Asia Tengah kembali memperkuat aliansi strategis mereka. China dan lima negara Asia Tengah menandatangani perjanjian persahabatan permanen dan menyepakati paket bantuan baru dalam pertemuan puncak di Astana, Kazakhstan.
Daftar isi
- Tonggak Baru Diplomasi Regional: Perjanjian Permanen China dan Asia Tengah
- Bantuan China ke Asia Tengah: Lebih dari Sekadar Hibah Finansial
- China dan Asia Tengah: Poros Baru di Jalur Sabuk Ekonomi Dunia
- Mengapa Asia Tengah Sangat Penting Bagi Beijing?
- Pendekatan Diplomasi Multidimensi China
- Kritik dan Tantangan dari Dalam Kawasan
- Diplomasi Rutin China dan Asia Tengah: KTT Bergilir Tiap Dua Tahun
- China Bangun Jaringan Global Alternatif
- China dan Asia Tengah Semakin Terikat dalam Kemitraan Jangka Panjang
Melalui kerja sama ini, tidak hanya berupa hibah keuangan, tetapi juga mencakup program pengembangan kapasitas sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, serta diplomasi multilateral jangka panjang.
Tonggak Baru Diplomasi Regional: Perjanjian Permanen China dan Asia Tengah
Sebagai hasil utama dari pertemuan tersebut, China bersama Kazakhstan, Kyrgyzstan, Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan menandatangani Treaty of Permanent Good-Neighbourliness and Friendly Cooperation.
China dan negara-negara Asia Tengah menjadikan perjanjian ini sebagai tonggak baru dalam hubungan bilateral maupun regional. Presiden Xi Jinping menekankan pentingnya kerja sama ini:
“Kesepakatan ini mencerminkan inovasi diplomasi kawasan yang bermanfaat bagi generasi mendatang.”
Dengan kata lain, China dan sekutunya kini berkomitmen membangun kemitraan jangka panjang berbasis kepercayaan, stabilitas politik, dan kesetaraan.
Bantuan China ke Asia Tengah: Lebih dari Sekadar Hibah Finansial
China memberikan bantuan ke Asia Tengah sebesar 1,5 miliar yuan (setara US$209 juta) yang akan dialokasikan sepanjang 2025. Bantuan ini mencakup:
- Proyek pembangunan sosial
- Infrastruktur dasar
- Program pemberdayaan ekonomi lokal
Tidak hanya itu, China juga menjanjikan 3.000 program pelatihan SDM yang akan diselenggarakan dalam dua tahun mendatang. Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja muda Asia Tengah di berbagai bidang strategis seperti teknologi, logistik, dan administrasi pemerintahan.
China dan Asia Tengah: Poros Baru di Jalur Sabuk Ekonomi Dunia
Perluasan kerja sama ini tidak lepas dari posisi geografis strategis Asia Tengah. Kawasan ini telah menjadi jalur penting dalam skema Belt and Road Initiative (BRI), proyek infrastruktur global yang diusung Beijing sejak 2013.
Oleh sebab itu, dengan memperkuat kemitraan di Asia Tengah, China memperdalam pengaruh ekonominya di jantung Eurasia. Jalur perdagangan darat dan digital lintas kawasan kini menjadi prioritas utama demi mempercepat integrasi kawasan menuju pasar global.
Mengapa Asia Tengah Sangat Penting Bagi Beijing?
Beberapa faktor kunci mengapa China untuk Asia Tengah menjadi kemitraan yang sangat strategis antara lain:
- Energi: Turkmenistan dan Kazakhstan memasok gas alam dan minyak mentah ke China.
- Logistik: Uzbekistan dan Kyrgyzstan menjadi simpul jalur kereta lintas benua.
- Keamanan: Stabilitas kawasan penting dalam pengendalian isu separatisme dan terorisme lintas perbatasan.
- Geopolitik: Asia Tengah menjadi medan strategis menghadapi pengaruh Rusia, AS, dan Uni Eropa.
Dengan demikian, mempererat hubungan diplomatik dengan Asia Tengah merupakan langkah taktis dalam memperluas jaringan pengaruh Beijing secara global.
Pendekatan Diplomasi Multidimensi China
Tidak hanya melalui investasi finansial, bantuan China juga diberikan melalui:
- Kerja sama pendidikan: Beasiswa penuh bagi mahasiswa Asia Tengah ke kampus-kampus unggulan di China.
- Program pertukaran budaya: Festival, pelatihan seni, dan pembelajaran Bahasa Mandarin.
- Keamanan regional: Melalui forum Shanghai Cooperation Organisation (SCO).
Dengan pendekatan multidimensi ini, hubungan China dan Asia Tengah menciptakan integrasi yang mencakup aspek ekonomi, sosial, hingga politik.
Kritik dan Tantangan dari Dalam Kawasan
Walaupun secara umum diterima, beberapa kritik tetap mengemuka. Beberapa pihak di Asia Tengah khawatir bahwa ketergantungan ekonomi yang berlebihan pada Beijing bisa mengurangi kedaulatan finansial mereka.
Selain itu, potensi dominasi investasi China pada sektor strategis seperti energi dan infrastruktur memunculkan diskusi panjang di antara pengamat politik kawasan.
Meskipun demikian, bagi sebagian besar negara Asia Tengah, tawaran bantuan dari China dianggap lebih fleksibel dibandingkan dukungan keuangan dari institusi Barat yang seringkali disertai syarat-syarat ketat.
Diplomasi Rutin China dan Asia Tengah: KTT Bergilir Tiap Dua Tahun
Sebagai bagian dari penguatan kemitraan, China dan sekutunya sepakat mengadakan pertemuan puncak secara rutin setiap dua tahun, dengan lokasi bergilir antara Beijing dan ibu kota negara-negara Asia Tengah.
Dengan demikian, agenda diplomatik dapat dipantau secara konsisten, memastikan bahwa implementasi bantuan dan perjanjian berjalan sesuai kesepakatan.
China Bangun Jaringan Global Alternatif
Selain mempererat hubungan dengan Asia Tengah, Beijing juga terus membangun jaringan global alternatif melalui aliansi non-Barat:
- BRICS+: Mengajak negara-negara berkembang membangun sistem keuangan multilateral.
- AIIB (Asian Infrastructure Investment Bank): Alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur.
- Forum Sabuk dan Jalan: Platform global mempromosikan kerja sama pembangunan lintas negara.
Dengan pola ini, China mencoba menawarkan model kerja sama ekonomi global yang lebih fleksibel dan adaptif.
China dan Asia Tengah Semakin Terikat dalam Kemitraan Jangka Panjang
Kesepakatan terbaru yang lahir di Astana bukan sekadar seremoni diplomatik biasa. Di balik perjanjian itu, tersimpan manuver geopolitik penting. China dan sekutunya kini bukan hanya sekadar mitra dagang, melainkan sudah membentuk blok politik-ekonomi baru yang terintegrasi secara mendalam.
Melalui bantuan China, kedua pihak berupaya menciptakan stabilitas regional, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kini, mata dunia mulai memantau bagaimana kemitraan ini akan memainkan peran di tengah dinamika geopolitik global yang semakin multipolar.
Baca Juga:
Krisis Kapasitas Industri Otomotif Global Kian Mengkhawatirkan