Transaksi LCT Indonesia-Tiongkok Naik Drastis 2025

Penggunaan mekanisme transaksi LCT Indonesia-Tiongkok menunjukkan lonjakan signifikan sepanjang semester I 2025. Data Bank ICBC Indonesia mencatat bahwa nilai transaksi meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding akhir 2024, mencerminkan antusiasme tinggi pelaku usaha dalam memanfaatkan mata uang lokal.
Bank Indonesia juga merilis laporan yang menyebutkan total nilai transaksi LCT lintas negara mencapai US$11,7 miliar, melonjak drastis dari US$4,7 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini sekaligus menjadi bukti nyata keseriusan pemerintah dalam mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional.
Bagi Indonesia, capaian ini menegaskan pentingnya diversifikasi instrumen keuangan sekaligus memperkuat stabilitas sistem ekonomi nasional di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian.
Faktor Pendorong Lonjakan Transaksi
Keberhasilan peningkatan transaksi LCT Indonesia-Tiongkok tidak lepas dari strategi pemerintah dan dukungan sektor perbankan. ICBC Indonesia secara aktif mendorong pelaku bisnis untuk menggunakan mekanisme LCT dalam transaksi perdagangan maupun investasi. Hal ini memberikan kemudahan, efisiensi, serta kepastian nilai tukar.
Selain itu, Bank Indonesia terus memperluas kerja sama dengan berbagai negara mitra, menjadikan LCT sebagai salah satu kebijakan utama dalam memperkuat ketahanan ekonomi. Beberapa sektor prioritas yang didorong untuk memanfaatkan mekanisme ini adalah perdagangan migas, ekspor-impor manufaktur, serta pembiayaan teknologi.
Lonjakan signifikan ini juga dipicu oleh semakin kuatnya hubungan ekonomi bilateral Indonesia-Tiongkok. Kedua negara melihat LCT sebagai peluang strategis untuk mengurangi risiko volatilitas global serta meningkatkan stabilitas hubungan dagang. Dengan begitu, mekanisme ini tidak hanya bermanfaat secara finansial, tetapi juga mempererat kepercayaan politik dan diplomatik.
Pertumbuhan pesat transaksi LCT Indonesia-Tiongkok membawa dampak positif terhadap perekonomian nasional. Dengan mengurangi ketergantungan pada dolar AS, Indonesia dapat menjaga kestabilan nilai tukar dan menekan dampak fluktuasi eksternal.
Selain memperkuat stabilitas keuangan, implementasi LCT juga membuka ruang investasi yang lebih luas. Para pelaku bisnis semakin leluasa dalam mengelola transaksi lintas negara dengan biaya yang lebih efisien. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Baca juga : BI Catat Transaksi LCT Jepang China Capai US$12 Miliar
Ke depan, pemerintah menargetkan pemanfaatan LCT semakin meluas ke sektor lain, termasuk pertanian, energi terbarukan, hingga industri digital. Dengan strategi berkelanjutan, mekanisme ini diproyeksikan menjadi instrumen penting untuk memperkuat integrasi ekonomi regional serta meningkatkan daya tawar Indonesia di kancah internasional.
Dengan capaian ini, jelas bahwa transaksi LCT Indonesia-Tiongkok bukan sekadar alternatif, melainkan fondasi penting bagi arah kebijakan ekonomi Indonesia yang lebih mandiri dan tangguh.