SCO terbuka untuk anggota baru, China sampaikan sinyal diplomatik

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menegaskan bahwa SCO terbuka untuk anggota baru yang ingin bergabung. Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers di Beijing menjelang KTT Shanghai Cooperation Organisation (SCO) yang akan digelar di Tianjin pada akhir Agustus. Menurutnya, organisasi regional tersebut selalu menjunjung prinsip keterbukaan dan inklusivitas.
Pernyataan ini mempertegas posisi China sebagai salah satu negara pendiri SCO yang mendorong perluasan keanggotaan. Hingga kini SCO sudah memiliki 10 anggota tetap, termasuk China, Rusia, India, Pakistan, Iran, dan Belarus. Dengan menyatakan bahwa SCO terbuka untuk anggota, Beijing memberi sinyal diplomatik bahwa kawasan Asia Tengah dan sekitarnya masih relevan untuk kerjasama yang lebih luas di masa depan.
Prinsip inklusivitas dan peluang keanggotaan baru
China menilai bahwa SCO terbuka untuk anggota baru bukan sekadar retorika, tetapi bentuk keseriusan menjaga “Semangat Shanghai”. Prinsip ini menekankan kerja sama saling percaya, kesetaraan, dialog, serta pembangunan bersama. Dengan semakin banyak negara yang bergabung, KTT SCO diyakini dapat memperkuat posisinya sebagai organisasi internasional yang menyeimbangkan kepentingan regional dan global.
Undangan untuk menghadiri KTT SCO juga telah disampaikan kepada sejumlah negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Kamboja, Laos, dan Vietnam. Hal ini menandakan adanya sinyal bahwa kawasan Asia Tenggara dipandang strategis untuk memperluas jejaring kerja sama. Menjelang KTT di Tianjin, pernyataan SCO terbuka untuk anggota memberi pesan politik penting: bahwa organisasi ini siap menerima mitra baru yang memiliki visi sejalan dalam menjaga stabilitas dan pembangunan kawasan.
Baca juga : China Sindir AS Jelang KTT SCO
Deklarasi bahwa SCO terbuka untuk anggota baru memiliki arti strategis bagi geopolitik global. Dengan semakin banyak negara yang bergabung, SCO tidak hanya menjadi forum keamanan, tetapi juga wadah ekonomi, energi, dan budaya. Inklusivitas ini memberi peluang bagi negara-negara berkembang untuk mendapatkan akses pada kerjasama multilateral yang lebih luas.
China menekankan bahwa ekspansi keanggotaan harus tetap didasarkan pada konsensus, sehingga organisasi tetap solid meski jumlah anggota bertambah. Bagi Beijing, perluasan keanggotaan adalah cara memperkuat pengaruh kawasan di tengah dinamika global, sekaligus memastikan “Semangat Shanghai” tetap relevan. Dengan menegaskan SCO terbuka untuk anggota, China menempatkan dirinya sebagai motor penggerak utama organisasi di era kompetisi geopolitik yang semakin kompleks.