Saham Asia Melemah Akibat Kekhawatiran Tarif Global

Juli 29, 2025
Saham Asia Melemah Akibat Kekhawatiran Tarif Global

Pada perdagangan Selasa pagi, 29 Juli 2025, saham Asia melemah di tengah kekhawatiran global mengenai kenaikan tarif dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Pasar bereaksi negatif terhadap potensi lonjakan tarif yang dipicu oleh kebijakan Presiden AS, Donald Trump, menjelang negosiasi kesepakatan baru antara dua blok ekonomi besar dunia tersebut.

Indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang mencatat penurunan sebesar 0,8%, menandai penurunan tajam sejak awal bulan. Saham-saham unggulan Jepang, China, dan Hong Kong turut tertekan, menambah tekanan bagi investor yang sudah waspada menjelang keputusan suku bunga oleh The Federal Reserve dan Bank of Japan minggu ini.

Indeks Utama Asia dalam Tekanan

Dari berbagai bursa utama di kawasan, saham Asia melemah hampir merata. Nikkei 225 di Jepang mengalami koreksi hampir 0,9% karena aksi ambil untung oleh investor, sementara Hang Seng Index di Hong Kong terkoreksi sekitar 0,15% menyusul sentimen negatif dari sektor teknologi dan properti. CSI 300 China cenderung datar, namun indeks Shanghai Composite sedikit menguat sebesar 0,3%.

Sementara itu, pasar di India mencatatkan pergerakan positif. Nifty 50 menguat tipis sekitar 0,5% ke posisi 24.820, didorong sentimen positif dari sektor keuangan dan konsumen. KOSPI Korea Selatan juga naik 0,6% setelah perusahaan semikonduktor besar melaporkan hasil kinerja kuartalan yang solid. ASX 200 di Australia juga mencatatkan kenaikan moderat sekitar 0,1%.

Namun secara umum, arah pasar cenderung negatif. Kekhawatiran bahwa tarif impor baru AS terhadap produk-produk Uni Eropa akan memicu balasan serta memperlambat perdagangan internasional, menjadi salah satu penyebab utama pelemahan pasar hari ini. Trump mengindikasikan potensi kenaikan tarif menjadi 15–20%, yang dapat berdampak pada rantai pasokan global dan biaya produksi.

Di luar isu tarif, perhatian pasar kini tertuju pada rapat Federal Reserve dan Bank of Japan pekan ini. Investor global berharap adanya sinyal baru tentang arah suku bunga dan kebijakan moneter, terutama setelah data inflasi AS yang mulai menurun. Namun, dengan tekanan geopolitik dan perlambatan pertumbuhan global, ekspektasi akan penurunan suku bunga jangka pendek tetap terbatas.

Baca juga : Xi Serukan China dan Uni Eropa Bersatu Hadapi Dunia

Pasar juga mulai menyesuaikan portofolio ke arah yang lebih defensif, seperti saham-saham sektor utilitas dan consumer staples, sembari mengurangi eksposur pada sektor yang sensitif terhadap suku bunga tinggi seperti teknologi dan properti.

Ketidakpastian juga menyelimuti pasar mata uang, di mana yen Jepang menguat tipis terhadap dolar AS, sementara yuan Tiongkok tetap stabil di tengah intervensi terbatas dari otoritas moneter. Harga minyak dunia juga menunjukkan pelemahan tipis, di bawah tekanan sentimen risk-off pasar saham.

Leave A Comment

Kategori

Tag



Professionally fabricate client-centered content for superior expertise. Objectively leverage others covalent imperatives vis-a-vis state of the art potentialities. Competently matrix

Email: [email protected]
Phone: 00123 456 789

Kategori

Tag

Cloud Tags

Kategori

Tag

Tag

Create your account