Prabowo Minta Maaf Batal Hadiri Undangan ke China

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, resmi menyampaikan permintaan maaf kepada Pemerintah China karena tidak dapat memenuhi undangan menghadiri parade militer di Beijing pada awal September 2025. Dalam keterangannya, Prabowo minta maaf dengan penuh hormat dan menegaskan bahwa keputusannya diambil demi kepentingan bangsa.
Menurut Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Presiden memutuskan untuk membatalkan kunjungan lantaran situasi dalam negeri yang memerlukan perhatian langsung kepala negara. Aksi-aksi unjuk rasa yang marak dalam beberapa waktu terakhir dianggap lebih mendesak dibandingkan agenda luar negeri.
Dengan sikap itu, Prabowo minta maaf sekaligus mempertegas komitmennya untuk selalu berada di tengah rakyat ketika bangsa menghadapi situasi genting. Prioritas ini dinilai sebagai langkah kepemimpinan yang adaptif dan responsif.
Fokus pada Penanganan Situasi Nasional
Keputusan Prabowo minta maaf kepada China diambil seiring meningkatnya dinamika politik dalam negeri. Presiden menilai kehadirannya di tanah air jauh lebih penting untuk menenangkan kondisi sosial dan memberikan solusi atas tuntutan publik.
Semula, kunjungan ke China menjadi bagian dari agenda diplomasi internasional, termasuk menghadiri Sidang Umum PBB di New York pada akhir September. Namun, dengan mempertimbangkan kondisi nasional, pemerintah memutuskan menunda agenda tersebut. Langkah ini dipandang sebagai sinyal kuat bahwa stabilitas bangsa menjadi prioritas utama di atas kepentingan simbolis.
Melalui sikap itu, Prabowo menegaskan bahwa diplomasi luar negeri tetap penting, tetapi tidak boleh mengorbankan kebutuhan rakyat di dalam negeri. Dengan begitu, permintaan maaf ini menjadi bentuk tanggung jawab sekaligus kepedulian.
Walaupun Prabowo minta maaf dan batal hadir di Beijing, hubungan diplomatik dengan China dipastikan tetap harmonis. Pemerintah menegaskan bahwa komunikasi antara kedua negara berjalan lancar, dan China memahami alasan pembatalan tersebut.
Baca juga : Prabowo Hadiri Parade Kemenangan China ke-80 di Beijing
Rencana kunjungan akan dijadwalkan ulang pada waktu yang lebih kondusif. Beijing menyambut baik sikap terbuka pemerintah Indonesia, sementara Jakarta tetap menjadikan kerja sama bilateral sebagai bagian penting dari kebijakan luar negeri.
Sikap Prabowo minta maaf dinilai menunjukkan kedewasaan politik dan diplomasi yang menempatkan kepentingan rakyat sebagai hal utama tanpa menutup pintu hubungan internasional. Hal ini mencerminkan kepemimpinan yang menyeimbangkan tanggung jawab domestik dengan hubungan luar negeri.