Persaingan Investor DME di Proyek Hilirisasi Indonesia

November 14, 2025
Persaingan Investor DME di Proyek Hilirisasi Indonesia

Persaingan investor DME kian mengemuka ketika Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa perusahaan dari China, Eropa, dan Amerika sama-sama menyatakan minat menggarap proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether. Pemerintah menilai masuknya banyak calon mitra asing menunjukkan daya tarik agenda pengurangan impor LPG melalui pemanfaatan batubara kalori rendah dalam negeri. Di saat yang sama, kebutuhan teknologi dan modal besar membuat Indonesia realistis untuk menggandeng pemain global yang sudah berpengalaman.

Dalam skema yang disiapkan, holding energi baru Danantara akan menjadi penggerak utama sekaligus penentu arah kerja sama dengan mitra luar negeri. Persaingan investor DME akan disaring melalui kajian kelayakan menyeluruh, baik dari sisi keekonomian proyek maupun kepastian pasar di dalam negeri. Pemerintah ingin memastikan bahwa setiap komitmen investasi benar-benar berujung pada penurunan impor LPG dan terciptanya lapangan kerja baru di daerah sentra batu bara.

Peran Danantara dan Skema Teknologi DME

Danantara ditugaskan memimpin konsolidasi proyek, mulai dari pemilihan lokasi, penyiapan pasokan batu bara, hingga penjajakan teknologi dengan mitra asing. Dalam tahap awal, pemerintah menargetkan studi kelayakan tuntas sebelum akhir 2025 agar keputusan investasi bisa diambil dan konstruksi dimulai pada 2026. Di titik ini, persaingan investor DME diuji pada kemampuan menawarkan teknologi yang efisien, ramah lingkungan, dan kompatibel dengan karakter batu bara Indonesia. Kejelasan skema pendanaan dan jaminan pasokan bahan baku menjadi faktor penting sebelum pemerintah mengetuk palu.

Selain teknologi, model bisnis yang diajukan mitra juga menjadi perhatian Danantara. Skema pembagian risiko, pola beli-balik produk, dan keterlibatan industri lokal akan dinilai untuk memastikan proyek tidak hanya menguntungkan investor jangka pendek. Persaingan investor DME karenanya tidak sekadar soal negara asal, tetapi juga seberapa jauh mereka siap membangun rantai nilai bersama BUMN dan pelaku usaha nasional. Pemerintah berharap kolaborasi ini mampu mempercepat transfer teknologi dan penguatan kapasitas SDM Indonesia di sektor hilirisasi batu bara.

Baca juga : China Dominasi Investasi Hilirisasi Mineral Global

Di sisi hilir, DME diproyeksikan menjadi salah satu pengganti LPG impor yang selama ini membebani neraca perdagangan dan anggaran subsidi. Pemerintah menyiapkan skema pasar terikat agar serapan produk terjamin ketika pabrik mulai beroperasi. Dalam kerangka itu, persaingan investor DME diarahkan untuk menghasilkan harga jual yang kompetitif bagi rumah tangga dan industri. Jika harga dan infrastruktur distribusi dapat dijaga, DME berpotensi menjadi bagian penting dari transisi energi yang lebih mandiri.

Meski prospeknya besar, sejumlah tantangan masih menanti. Penyesuaian regulasi, standar keamanan penggunaan, hingga kesiapan infrastruktur konversi kompor harus diselesaikan selaras dengan jadwal pembangunan pabrik. Pemerintah dituntut menjaga keseimbangan antara kepastian keuntungan bagi investor dan perlindungan konsumen di dalam negeri. Persaingan investor DME pada akhirnya hanya akan bermakna bila proyek mampu berjalan tepat waktu, menghasilkan substitusi impor yang nyata, dan menghadirkan manfaat ekonomi yang dirasakan langsung oleh masyarakat.

Leave A Comment

Create your account