Perisai Puing Tiangong Dipasang Tiongkok Lewat Spacewalk
Perisai Puing Tiangong menjadi sorotan setelah Tiongkok memasang perlindungan tambahan di bagian luar stasiun luar angkasa Tiangong. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi risiko puing antariksa yang terus meningkat dan dapat mengancam keselamatan awak serta integritas stasiun. Dalam beberapa tahun terakhir, kepadatan objek di orbit rendah Bumi makin tinggi, sehingga potensi tabrakan, bahkan dari fragmen kecil, ikut membesar.
Pemasangan pelindung dilakukan melalui aktivitas luar wahana atau spacewalk yang berlangsung sekitar delapan jam. Dua taikonaut menjalankan pemasangan panel pelindung, sekaligus melakukan inspeksi struktur dan pekerjaan perawatan. Misi ini menegaskan fokus Beijing pada mitigasi risiko operasional, terutama di tengah jadwal program berawak yang semakin padat.
Kekhawatiran terhadap puing orbit menguat setelah laporan insiden pada wahana Shenzhou-20 yang disebut mengalami kerusakan akibat puing. Insiden tersebut menjadi pengingat bahwa risiko tidak hanya pada satelit tanpa awak, tetapi juga pada kapsul yang membawa manusia. Penguatan perlindungan di Tiangong dipandang sebagai bagian dari strategi keselamatan berlapis untuk mencegah kerusakan lebih serius.
Spacewalk Delapan Jam Pasang Panel Pelindung
Dalam operasi ini, Perisai Puing Tiangong dipasang melalui prosedur kerja luar wahana yang terukur. Taikonaut memasang panel pelindung pada area yang dinilai rentan terhadap benturan, termasuk titik yang berdekatan dengan modul utama dan jalur lintasan potensial fragmen. Selain pemasangan, mereka juga memeriksa komponen eksternal, mendokumentasikan kondisi struktur, dan memastikan tidak ada kerusakan lanjutan yang mengganggu sistem stasiun. Aktivitas luar wahana semacam ini menuntut koordinasi ketat, karena kru harus mengelola waktu, oksigen, dan keselamatan tether sepanjang operasi.
Ancaman puing orbit dianggap serius karena fragmen kecil dapat melaju sangat cepat dan menimbulkan kerusakan besar ketika terjadi benturan. Di orbit rendah Bumi, tabrakan tidak selalu membutuhkan benda besar untuk membuat komponen retak atau panel terkelupas. Karena itu, panel pelindung dirancang untuk memperkecil dampak dan menambah margin keselamatan. Sejumlah pendekatan perlindungan tradisional juga dikenal dalam industri antariksa, namun kerap memiliki konsekuensi berat dan kompleksitas pemasangan.
Dalam konteks Tiangong, Perisai Puing Tiangong diposisikan sebagai peningkatan proteksi yang lebih adaptif. Panel tambahan memungkinkan stasiun mempertahankan performa tanpa menambah beban secara berlebihan. Setelah pemasangan, kru diperkirakan mengevaluasi hasil kerja melalui pemeriksaan sistem, pemantauan sensor, dan laporan visual dari kamera eksternal. Tujuannya memastikan perlindungan baru terpasang sesuai standar dan tidak mengganggu operasi harian stasiun.
Perisai Puing Tiangong juga dikaitkan dengan perhatian baru setelah insiden pada Shenzhou-20 yang dilaporkan mengalami keretakan atau dampak pada bagian jendela kapsul. Insiden tersebut memicu evaluasi keselamatan yang lebih ketat, termasuk pemeriksaan dan dokumentasi kondisi wahana saat menjalankan tugas di orbit. Di tengah misi berawak, ketahanan struktur menjadi faktor penting karena menyangkut kemampuan kendaraan untuk kembali ke Bumi secara aman. Situasi ini menempatkan mitigasi puing sebagai agenda prioritas, bukan sekadar isu teknis.
Baca juga : Eksperimen Tikus Antariksa di Stasiun Tiangong 2025
Masalah sampah orbit sendiri terus berkembang seiring bertambahnya satelit, tahap roket, dan fragmen dari tabrakan maupun uji senjata anti-satelit di masa lalu. Banyak objek besar dapat dilacak, tetapi fragmen kecil sering sulit dipantau, sementara tetap berbahaya. Operator stasiun luar angkasa harus melakukan manuver penghindaran ketika risiko tabrakan meningkat, dan itu menambah biaya serta kompleksitas operasi. Penambahan proteksi menjadi pelengkap strategi selain pemantauan dan manuver.
Ke depan, Perisai Puing Tiangong menandai bahwa perlindungan fisik akan terus diperkuat, sambil mendorong tata kelola orbit yang lebih disiplin. Banyak pihak menilai perlu ada standar internasional yang lebih tegas soal mitigasi puing, termasuk de-orbit satelit setelah masa pakai, serta transparansi lintasan. Selama kepadatan orbit meningkat, stasiun berawak akan tetap berada dalam risiko. Upaya proteksi dan evaluasi keselamatan menjadi kunci menjaga keberlanjutan program antariksa berawak.