Penahanan Diplomat Senior Liu Jianchao oleh Otoritas China

Otoritas China dilaporkan telah melakukan penahanan Liu Jianchao, seorang diplomat senior yang memimpin Departemen Internasional Partai Komunis China. Menurut laporan Wall Street Journal, Liu ditahan pada akhir Juli setelah tiba di Beijing dari perjalanan luar negeri. Hingga saat ini, alasan penahanan masih belum jelas, namun kasus ini memicu perhatian besar di lingkup politik dan diplomasi internasional.
Liu Jianchao menjabat sebagai kepala Departemen Internasional sejak Mei 2022, sebuah posisi strategis yang berfungsi sebagai penghubung antara Partai Komunis China dan partai politik di seluruh dunia. Jabatan ini berjalan paralel dengan Kementerian Luar Negeri China, menjadikan sosok Liu sebagai figur penting dalam diplomasi global.
Sosok yang Diproyeksikan Jadi Diplomat Utama
Banyak pengamat menilai penahanan Liu Jianchao sebagai peristiwa besar karena ia digadang-gadang akan menggantikan Wang Yi sebagai diplomat utama Beijing. Wang sendiri kembali menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada Juli 2023 setelah Qin Gang diberhentikan secara mendadak dan menghilang dari publik.
Alfred Wu, pakar dari National University of Singapore, menegaskan bahwa posisi Liu sangat strategis dan penting bagi arah diplomasi China. Menurutnya, langkah penahanan ini bisa menjadi bagian dari upaya Presiden Xi Jinping memperkuat legitimasi dan popularitasnya melalui kampanye anti-korupsi yang tegas terhadap pejabat tinggi.
Meski begitu, detail penyebab penahanan masih belum diungkapkan. Berdasarkan pola sebelumnya, penahanan pejabat senior sering kali terkait dengan dugaan korupsi, meskipun kemungkinan alasan lain tetap ada.
Rekam Jejak dan Karier Diplomatik
Sebelum menjabat posisi puncak di Departemen Internasional, penahanan Liu Jianchao mengejutkan banyak pihak mengingat rekam jejaknya yang panjang di dunia diplomasi. Ia pernah menempuh pendidikan hubungan internasional di Universitas Oxford pada 1986-1987, kemudian memulai karier sebagai penerjemah di Kementerian Luar Negeri China.
Pada 2009, Liu diangkat menjadi Duta Besar untuk Filipina, sebuah posisi yang dianggap prestisius. Tahun 2015, ia dipindahkan ke unit urusan internasional di badan anti-korupsi Partai Komunis. Dalam perannya itu, ia memanfaatkan latar belakang diplomatiknya untuk bekerja sama dengan negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat, dalam memburu pejabat korup di luar negeri.
Data resmi menunjukkan bahwa aktivitas publik terakhir Liu adalah pada 29 Juli 2025 saat bertemu pejabat lokal di Aljazair. Setelah itu, tidak ada catatan kegiatan publik hingga kabar penahanannya mencuat.
Kasus penahanan Liu Jianchao ini menjadi sorotan karena tidak hanya berdampak pada hubungan diplomatik China dengan negara lain, tetapi juga memunculkan spekulasi tentang dinamika internal politik di Beijing. Sampai saat ini, Kementerian Luar Negeri dan Departemen Internasional belum memberikan komentar resmi, sementara publik dan komunitas internasional menunggu perkembangan selanjutnya.