Membedah Retorika Xi Jinping: Sindiran atau Strategi Diplomatik?

Mei 14, 2025
Membedah Retorika Xi Jinping

Latar Belakang Gencatan Senjata Perang Dagang

Baru-baru ini, Amerika Serikat dan China mencapai kesepakatan gencatan senjata dagang selama 90 hari. Tujuan utama dari kesepakatan ini adalah untuk meredam ketegangan ekonomi yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Perang tarif yang berlangsung sebelumnya telah mengguncang pasar global dan memengaruhi rantai pasok internasional. Dalam konteks inilah, penting untuk membedah retorika Xi Jinping yang muncul setelah kesepakatan tersebut, terutama terkait sindiran terhadap praktik dominasi negara besar.

Sebagai bagian dari tindak lanjut diplomatik, Presiden Xi Jinping menyampaikan pidato yang penuh makna. Dalam pernyataannya, ia mengkritik praktik “perundungan” dan dominasi negara besar. Banyak pengamat menilai bahwa komentar tersebut mengarah secara halus kepada kebijakan Amerika Serikat.

Mengupas Ucapan Xi Jinping: Retorika Penuh Makna

Pidato Xi Jinping bukan hanya sekadar kritik. Ia menyelipkan pesan tersirat yang menggambarkan pandangannya terhadap tatanan dunia saat ini. Retorika ini membangun narasi bahwa China adalah negara yang menjunjung keadilan internasional dan menolak dominasi sepihak.

Lebih lanjut, Xi menyerukan pentingnya dialog setara antarnegara. Xi Jinping menegaskan bahwa semua negara harus saling menghormati dan menghindari sikap mendikte agar dunia mencapai stabilitas dan kemakmuran.

Strategi Soft Power China

Xi sudah pernah menyampaikan ucapan serupa dalam konteks geopolitik global. Dalam berbagai forum internasional seperti BRICS dan Forum China-CELAC, ia secara konsisten mendorong dunia untuk meninggalkan pendekatan hegemonik.

Menarik Simpati Negara Berkembang

Xi Jinping menggunakan retorika yang dekat dengan negara-negara Global South. Banyak negara berkembang yang merasa selama ini hanya menjadi korban dari kebijakan proteksionis negara maju. Oleh karena itu, strategi ini sangat efektif untuk menarik simpati.

Menciptakan Imajinasi Alternatif

Selain itu, Xi berusaha membentuk opini bahwa sistem dunia tidak harus berpusat pada Barat. China mencoba menawarkan alternatif sistem global yang “lebih adil” dan berdasarkan pada kerja sama win-win.

Membedah Retorika Xi Jinping: Apakah Ini Bentuk Sindiran Langsung ke AS?

Secara eksplisit, Xi tidak pernah menyebut nama Amerika Serikat. Namun, struktur kalimat, konteks pidato, dan momentum penyampaian membuat banyak pihak membaca ini sebagai bentuk sindiran terselubung. Ini adalah gaya khas diplomasi China—tidak frontal, tapi tetap tegas.

Tidak dapat dipungkiri, ini adalah bentuk komunikasi strategis. Di satu sisi, China tidak ingin konfrontasi terbuka. Namun, di sisi lain, mereka ingin menunjukkan bahwa tidak akan tunduk begitu saja pada tekanan ekonomi luar.

Dampak Membedah Retorika Xi Jinping terhadap Politik Global

Retorika Xi Jinping memberikan sinyal kuat kepada dunia bahwa China tidak lagi dalam posisi bertahan. Justru, mereka kini tampil sebagai kekuatan alternatif yang siap mengambil peran lebih besar dalam kepemimpinan global.

Beberapa negara merespons positif pidato tersebut. Negara-negara di Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Latin mulai membuka diri terhadap pengaruh ekonomi China.

Pandangan Barat terhadap Retorika Ini

Di sisi lain, negara-negara Barat—terutama AS dan sekutunya—menanggapi dengan hati-hati. Retorika ini dilihat sebagai bagian dari perluasan pengaruh global China. Beberapa kalangan menyebutnya sebagai bentuk “kompetisi narasi”.

Namun, tidak semua pihak Barat menolak gagasan kerja sama yang lebih inklusif. Uni Eropa, misalnya, memiliki ketertarikan pada pendekatan dialog yang ditawarkan China, selama tetap dalam koridor demokrasi dan keterbukaan.

Antara Kritik dan Diplomasi: Sebuah Kesimpulan

Mengupas ucapan Xi Jinping berarti memahami bahwa retorika tersebut tidak bisa dipisahkan dari strategi besar diplomasi China. Ini bukan sekadar sindiran. Lebih dari itu, ini adalah ajakan untuk melihat ulang cara kerja dunia saat ini.

Dengan menggunakan kata-kata yang terukur, Xi Jinping berhasil menyampaikan pesan keras dengan cara yang lembut. Ini adalah ciri khas diplomasi Asia Timur: penuh perhitungan, namun berdampak besar.

Penutup

Membedah retorika Xi Jinping membuka mata kita bahwa pidato seorang pemimpin dunia bisa menjadi alat diplomasi yang sangat kuat. Di tengah dunia yang penuh gejolak, narasi dan simbol menjadi sama pentingnya dengan senjata dan tarif.

China tidak lagi hanya mengikuti aturan yang dibuat negara Barat. Kini, mereka mencoba membentuk aturan baru dengan retorika yang membangun solidaritas, khususnya di antara negara-negara berkembang. Maka dari itu, memahami isi dan konteks dari setiap ucapan Xi Jinping menjadi penting, bukan hanya bagi para diplomat, tetapi juga bagi warga global yang ingin melihat arah masa depan dunia.

Dukungan ke Ukraina: Misi Kereta Api Para Pemimpin Eropa

Leave A Comment

Kategori

Tag



Professionally fabricate client-centered content for superior expertise. Objectively leverage others covalent imperatives vis-a-vis state of the art potentialities. Competently matrix

Email: [email protected]
Phone: 00123 456 789

Kategori

Tag

Categories

Cloud Tags

Kategori

Tag

Tag

Create your account