Kapal Perusak AS Diusir Militer China di Laut China Selatan

Ketegangan di Laut China Selatan kembali memanas setelah kapal perusak AS diusir oleh militer China pada Rabu, 13 Agustus 2025. Kapal USS Higgins milik Angkatan Laut Amerika Serikat dilaporkan memasuki perairan dekat Scarborough Shoal tanpa izin dari otoritas Beijing.
Militer China melalui Southern Theater Command menyebut tindakan itu sebagai pelanggaran kedaulatan dan ancaman bagi stabilitas kawasan. Mereka mengklaim telah memberikan peringatan keras sebelum mengusir kapal tersebut dari wilayah yang diklaim sebagai bagian dari perairan China. Insiden ini terjadi hanya beberapa hari setelah bentrokan antara kapal penjaga pantai China dan kapal Filipina, yang semakin memanaskan persaingan di wilayah strategis tersebut.
Pihak militer AS belum memberikan komentar resmi, namun insiden ini jelas menambah ketegangan dalam hubungan kedua negara yang selama ini sudah diwarnai perselisihan.
Latar Belakang dan Tanggapan Resmi
Menurut laporan media internasional, kapal perusak AS diusir saat menjalankan operasi kebebasan berlayar di dekat Scarborough Shoal, area yang diklaim oleh China namun juga menjadi objek sengketa dengan Filipina. Operasi semacam ini sering dilakukan AS untuk menegaskan kebebasan navigasi di jalur perdagangan utama dunia.
China memandang kehadiran kapal perang asing tanpa izin sebagai tindakan provokatif. Southern Theater Command menyatakan bahwa armada laut dan udara mereka segera dikerahkan untuk memantau, memperingatkan, dan mengusir kapal tersebut. Tindakan itu disebut sebagai upaya mempertahankan kedaulatan wilayah serta menjaga stabilitas di Laut China Selatan.
Beijing juga menegaskan akan terus melakukan patroli rutin di kawasan itu. Di sisi lain, Washington menilai langkah mereka sah secara hukum internasional dan bertujuan menjamin kebebasan navigasi bagi semua negara.
Insiden kapal perusak AS diusir ini berpotensi memperburuk hubungan China-AS yang sudah tegang akibat isu perdagangan, keamanan siber, hingga Taiwan. Laut China Selatan merupakan jalur perdagangan vital dengan nilai triliunan dolar per tahun, sehingga setiap insiden militer di wilayah ini berpotensi mengganggu rantai pasok global.
Baca juga : China Pamer Kapal Amfibi Type 075 Terbaru
Negara-negara ASEAN, termasuk Filipina dan Vietnam, turut memantau situasi ini dengan cermat. Filipina sendiri baru-baru ini terlibat insiden bentrokan dengan kapal China saat melakukan misi suplai di Second Thomas Shoal. Kejadian terbaru ini dikhawatirkan memicu aksi balasan dari pihak-pihak yang berkepentingan.
Para analis menilai diplomasi harus segera diintensifkan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Tanpa upaya penyelesaian damai, Laut China Selatan dapat kembali menjadi titik panas yang mengancam keamanan dan stabilitas kawasan, terutama jika insiden seperti kapal perusak AS diusir terus berulang.