IMF Revisi Naik Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China 2025

Dana Moneter Internasional (IMF) mengumumkan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi China untuk tahun 2025 dari 4,0% menjadi 4,8%. Kenaikan sebesar 0,8 poin persentase ini tercatat sebagai yang paling signifikan di antara semua negara dalam laporan terbaru World Economic Outlook IMF.
Lonjakan proyeksi tersebut terjadi setelah data semester pertama tahun ini menunjukkan pertumbuhan yang jauh lebih kuat dari perkiraan, serta adanya pelonggaran ketegangan tarif antara Amerika Serikat dan China yang turut mendongkrak sektor ekspor.
Data Ekonomi Kuat dan Reda Ketegangan Dagang Jadi Pemicu
IMF menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi China yang solid di paruh pertama tahun ini menjadi dasar utama peningkatan outlook. Berdasarkan catatan lembaga tersebut, pertumbuhan tahunan riil kuartal pertama 2025 mencapai 6%, mengalahkan ekspektasi para analis global. Sementara pada semester pertama, permintaan ekspor dari China meningkat pesat, terutama ke pasar Asia, Afrika, dan Eropa, yang berhasil mengompensasi penurunan ekspor ke Amerika Serikat akibat kebijakan tarif sebelumnya.
Salah satu pemicu yang tidak kalah penting adalah penurunan tarif perdagangan oleh AS terhadap sejumlah produk China, dari rata-rata 24,4% menjadi sekitar 17,3%. Kebijakan ini dipandang memberikan angin segar bagi hubungan dagang kedua negara, sekaligus mendukung performa ekspor China di pasar global. Tak hanya itu, nilai tukar yuan yang melemah juga memberikan daya saing tambahan bagi produk ekspor Negeri Tirai Bambu.
Meski revisi IMF terhadap proyeksi pertumbuhan China cukup optimistis, lembaga internasional itu tetap memberikan catatan penting terhadap sejumlah tantangan struktural yang dihadapi China. Salah satunya adalah konsumsi domestik yang masih belum sepenuhnya pulih, meskipun stimulus fiskal dan insentif pemerintah terus digelontorkan sejak awal tahun.
IMF juga mengingatkan bahwa perlambatan sektor properti dan beban utang daerah masih menjadi faktor penekan ekonomi dalam jangka menengah. Oleh karena itu, dibutuhkan reformasi struktural lebih lanjut di sektor-sektor penting, termasuk properti, keuangan, dan perlindungan sosial. Lembaga tersebut menegaskan bahwa keberlanjutan pertumbuhan hanya akan tercapai jika pemerintah China berani membuka sektor jasa dan meningkatkan kepercayaan pasar domestik.
Baca juga : Hotel Mewah China Jual Street Food Demi Bertahan di Pasar
Sementara itu, secara global, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia mencapai 3,0% pada 2025, sedikit lebih tinggi dari prediksi sebelumnya. Negara berkembang secara keseluruhan diproyeksikan tumbuh 4,1%, dengan kontribusi terbesar datang dari China, India, dan beberapa negara Asia Tenggara.
Dengan peningkatan tajam dalam proyeksi GDP-nya, China kembali menunjukkan posisinya sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi global. Namun, di balik optimisme itu, tantangan struktural masih menjadi PR besar bagi pemerintah. Kebijakan fiskal dan reformasi lanjutan akan sangat menentukan keberlanjutan pertumbuhan yang diharapkan IMF.