Hujan Ekstrem China, 4 Tewas, Peringatan Banjir Meluas

Juli 28, 2025
Hujan Ekstrem China, 4 Tewas, Peringatan Banjir Meluas

China kembali menghadapi bencana alam besar akibat hujan ekstrem yang mengguyur wilayah utara negara tersebut sejak akhir Juli 2025. Empat orang dilaporkan tewas dan delapan lainnya masih hilang akibat tanah longsor yang terjadi di Provinsi Hebei, tepatnya di Kabupaten Luanping. Hujan deras yang terus turun sejak pekan lalu juga menyebabkan banjir parah di berbagai kota besar seperti Beijing, Baoding, dan Zhangjiakou.

Banjir yang terjadi kali ini bukan hanya menutup jalan dan merusak infrastruktur, tetapi juga memaksa lebih dari 4.400 warga di distrik Miyun, Beijing, untuk mengungsi. Pemerintah setempat telah menyatakan status darurat dan memperingatkan bahwa curah hujan akan tetap tinggi dalam beberapa hari ke depan, menambah kekhawatiran masyarakat terhadap risiko banjir dan longsor susulan.

Evakuasi Massal dan Respons Pemerintah

Dalam pernyataan resminya, Kementerian Sumber Daya Air China menyampaikan bahwa setidaknya 11 provinsi berada dalam kondisi siaga banjir, dengan potensi banjir bandang di wilayah sungai kecil dan perbukitan. Pemerintah pusat pun segera menggelontorkan dana darurat sebesar 50 juta yuan untuk membantu perbaikan infrastruktur dan penanganan korban terdampak.

Di sisi lain, aparat setempat mengintensifkan proses evakuasi dan pemantauan debit air di bendungan serta sungai besar. Salah satu perhatian utama adalah Waduk Miyun, yang mencatatkan aliran air tertinggi dalam sejarahnya sejak 1951, yaitu lebih dari 6.500 meter kubik per detik. Pemerintah juga memperingatkan kemungkinan dibukanya pintu air untuk menghindari jebolnya bendungan.

Tim SAR telah diterjunkan ke berbagai wilayah terdampak, khususnya di Provinsi Hebei dan Beijing bagian utara. Banyak rumah yang tergenang, kendaraan hanyut, dan akses komunikasi terputus di desa-desa terpencil. Dalam situasi ini, akses logistik menjadi tantangan tersendiri, terutama untuk distribusi makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Tantangan Akibat Perubahan Iklim

Peningkatan frekuensi hujan deras seperti ini disebut para ahli sebagai dampak nyata dari perubahan iklim. Musim hujan yang tidak menentu, intensitas curah hujan yang tinggi, serta sistem drainase yang belum diperbarui menjadi kombinasi penyebab utama bencana ini meluas. Kota-kota besar seperti Beijing kini menghadapi tantangan besar untuk meningkatkan ketahanan terhadap cuaca ekstrem.

Pemerintah China juga menyampaikan rencana jangka panjang untuk memperkuat sistem peringatan dini dan memperbaiki infrastruktur pengendalian banjir, seperti kanal, bendungan, dan tanggul. Meski demikian, banyak pihak mendesak agar reformasi lebih menyeluruh dilakukan, termasuk membatasi pembangunan di daerah rawan banjir.

Baca juga : Abbot Shaolin Shi Yongxin Diselidiki Dugaan Korupsi Dana

Kondisi ini pun menjadi peringatan bagi negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa, bahwa investasi dalam mitigasi bencana dan penguatan sistem tanggap darurat menjadi kebutuhan mendesak. Dengan kejadian ini, China diharapkan dapat mempercepat reformasi sistem pengendalian bencana dan adaptasi iklim.

Leave A Comment

Kategori

Tag



Professionally fabricate client-centered content for superior expertise. Objectively leverage others covalent imperatives vis-a-vis state of the art potentialities. Competently matrix

Email: [email protected]
Phone: 00123 456 789

Kategori

Tag

Cloud Tags

Kategori

Tag

Tag

Create your account