Harga Teh Turun di Tengah Booming Bubble Tea China

Agustus 18, 2025
Harga Teh Turun di Tengah Booming Bubble Tea China

Fenomena terbaru di pasar minuman menunjukkan bahwa harga teh turun justru ketika tren bubble tea semakin mendominasi di China. Ironisnya, popularitas minuman kekinian berbasis teh tidak membuat harga bahan baku melambung, melainkan tertekan akibat permintaan yang bergeser.

Petani teh tradisional kini menghadapi tantangan besar. Produksi melimpah dan pergeseran konsumen muda yang lebih tertarik pada variasi bubble tea membuat harga pasar jatuh. Tekanan ini semakin mempertegas perubahan lanskap industri, di mana merek-merek besar bubble tea diuntungkan, sementara petani kecil merugi akibat harga teh turun drastis.

Bubble Tea Jadi Penyebab Turunnya Harga Teh

Lonjakan popularitas bubble tea di China diyakini sebagai faktor utama mengapa harga teh turun. Produsen minuman tersebut lebih banyak menggunakan teh kualitas rendah dalam jumlah besar, sehingga permintaan untuk teh premium melemah. Perubahan ini membuat rantai pasok teh tradisional terguncang, karena konsumen kini lebih mementingkan rasa campuran daripada mutu daun teh.

Selain itu, surplus produksi juga menjadi masalah serius. Banyak daerah penghasil teh tetap meningkatkan panen meski pasar tidak lagi menyerap dalam jumlah besar. Akibatnya, stok melimpah di gudang menekan nilai jual. Para pedagang grosir memilih menawar dengan harga rendah, sehingga beban paling besar dirasakan petani. Situasi ini semakin memperparah kondisi finansial mereka yang masih harus menghadapi biaya operasional tinggi.

Tidak hanya itu, ekspor teh ke pasar internasional juga tidak cukup menyerap produksi. Kompetisi dengan negara penghasil lain menambah ketat persaingan, membuat harga teh turun tidak terbendung di tingkat global.

Turunnya harga membuat banyak petani kesulitan mempertahankan kualitas produksi. Beberapa memilih fokus pada kuantitas agar tetap bisa bertahan, meskipun ini menurunkan standar mutu teh. Jika tren ini berlanjut, industri teh tradisional terancam kehilangan identitas dan daya saingnya.

Baca juga : China Atur Perang Harga EV Demi Stabilitas Pasar

Sementara itu, bisnis bubble tea justru menikmati keuntungan besar. Penurunan biaya bahan baku membuat margin keuntungan mereka semakin lebar. Merek besar mampu memperluas pasar, membuka lebih banyak cabang, dan memperkuat dominasi. Ketimpangan inilah yang memunculkan paradoks: ketika bubble tea meroket, harga teh turun dan petani justru tersingkir.

Ke depan, solusi yang mungkin ditempuh adalah diversifikasi produk dan peningkatan nilai tambah pada teh tradisional. Dengan strategi pemasaran baru, diharapkan industri teh bisa tetap hidup berdampingan dengan tren minuman modern tanpa terus tertekan oleh fenomena harga teh turun yang berkelanjutan.

Leave A Comment

Create your account