Gempa Bumi Bisa Hidupi Mikroba di Perut Bumi

Agustus 3, 2025
Gempa Bumi Bisa Hidupi Mikroba di Perut Bumi

Sebuah studi lintas negara yang dipimpin oleh ilmuwan dari Tiongkok dan Kanada mengungkap fakta mengejutkan: gempa bumi bisa menjadi sumber energi utama bagi kehidupan mikroba yang hidup jauh di bawah permukaan Bumi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pergeseran lempeng tektonik tak hanya memicu bencana alam, tetapi juga menghasilkan kondisi kimiawi yang dapat menopang ekosistem tersembunyi di lapisan kerak bumi terdalam.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science Advances mengungkapkan bahwa patahan akibat gempa bumi menciptakan retakan di batuan bawah tanah, yang kemudian menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida dalam jumlah besar. Senyawa ini memberikan energi kimia yang cukup untuk menopang kehidupan mikroba, bahkan di kedalaman ekstrem, tanpa bergantung pada sinar matahari atau bahan organik dari permukaan.

Gempa Ciptakan Energi untuk Kehidupan Bawah Tanah

Gempa bumi menghasilkan gaya gesek yang mengubah batuan menjadi medan reaksi kimia aktif. Dalam retakan baru yang tercipta, air tanah dapat bereaksi dengan mineral, melepaskan senyawa-senyawa yang dapat dikonsumsi oleh mikroorganisme sebagai sumber energi. Studi ini menemukan bahwa konsentrasi energi dari gempa bisa mencapai 100.000 kali lebih besar dibanding reaksi kimia biasa dalam kerak bumi.

Para ilmuwan menyebut proses ini sebagai “jaringan energi bawah tanah”, yaitu sistem redoks alami yang mendukung aktivitas metabolisme mikroba di biosfer terdalam. Mikroorganisme ini berkembang dalam kondisi suhu tinggi dan tekanan ekstrem, membuktikan bahwa kehidupan bisa eksis di lingkungan yang selama ini dianggap steril.

Temuan ini juga memperkuat dugaan bahwa sebagian besar biomassa Bumi justru berada di kedalaman, bukan di permukaan seperti yang selama ini diyakini. Diperkirakan, lebih dari 95% mikroba prokariotik hidup di bawah tanah, mencakup hampir 20% dari total biomassa planet ini.

Baca juga : Fajar/Fikri Juara China Open 2025 Usai Taklukkan Malaysia

Penemuan tersebut tidak hanya mengubah pemahaman kita tentang kehidupan di Bumi, tetapi juga membuka kemungkinan baru dalam pencarian kehidupan di planet lain, seperti Mars atau bulan Europa milik Jupiter. Jika gempa atau aktivitas tektonik serupa terjadi di planet-planet tersebut, bukan tidak mungkin kehidupan mikroba juga eksis di sana dengan cara yang sama—mengandalkan energi kimia, bukan matahari.

Di sisi lain, wawasan baru ini juga berpotensi diaplikasikan dalam bidang geoteknologi dan bioremediasi. Misalnya, pemanfaatan mikroorganisme bawah tanah untuk menguraikan limbah atau menyimpan karbon bisa menjadi terobosan dalam mitigasi perubahan iklim.

Leave A Comment

Create your account