Forum Nishan ke-11 Angkat Dialog Peradaban dan Modernisasi

Forum Nishan ke-11 atau 11th Nishan Forum on World Civilizations resmi dibuka di Qufu, Provinsi Shandong, Tiongkok, pada Rabu, 9 Juli 2025. Acara bertaraf internasional ini mengusung tema “Beauty in Diversity: Nurturing Understanding Among Civilizations for Global Modernization”. Forum tersebut menjadi ajang diskusi penting tentang bagaimana keberagaman budaya bisa menjadi jembatan menuju modernisasi dunia yang lebih harmonis.
Forum yang digelar selama dua hari ini menegaskan kembali posisi Tiongkok sebagai tuan rumah pertemuan intelektual yang mengedepankan dialog lintas budaya. Kegiatan ini menjadi ruang bertukar gagasan di tengah kondisi global yang dinamis dan penuh tantangan, khususnya dalam menghadapi perkembangan teknologi, perubahan sosial, dan dinamika geopolitik.
Ratusan Peserta Internasional Hadir
Menurut laporan CGTN, Forum Nishan ke-11 dihadiri lebih dari 500 peserta, termasuk 300 tokoh internasional dari lebih 70 negara. Mereka terdiri dari pejabat pemerintahan, diplomat, akademisi, pemimpin agama, dan tokoh budaya. Para delegasi berkumpul untuk membahas berbagai isu penting, mulai dari filosofi Konfusianisme, pembangunan masyarakat modern, hingga peran teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam membentuk masa depan peradaban manusia.
Beberapa sesi penting dalam forum ini mencakup pidato utama dari tokoh-tokoh internasional, diskusi panel yang mendalam, serta lokakarya paralel. Subtema yang diangkat meliputi hubungan antara nilai tradisi dan modernitas, peran keluarga dalam struktur sosial, serta bagaimana nilai-nilai Konfusianisme dapat diterapkan dalam kebijakan publik modern.
Selain itu, topik mengenai teknologi AI China menjadi salah satu sorotan penting. Banyak pembicara menekankan perlunya etika global dalam pengembangan teknologi agar modernisasi tidak mengorbankan nilai kemanusiaan. Pandangan ini memperkuat gagasan bahwa kemajuan teknologi harus selalu diselaraskan dengan kebijaksanaan tradisi dan nilai moral.
Tema Beauty in Diversity Jadi Sorotan
Tema besar forum kali ini, “Beauty in Diversity”, mencerminkan semangat inklusivitas dan pengakuan akan kekayaan budaya yang dimiliki berbagai bangsa. Banyak pembicara menyampaikan bahwa memahami perbedaan budaya bukan hanya soal toleransi, tetapi juga langkah penting dalam menciptakan perdamaian dan kerja sama internasional.
Wakil presiden Maladewa dan duta besar Madagaskar, dalam sambutannya, menekankan pentingnya menghargai akar budaya dalam menghadapi modernisasi global. Mereka sepakat bahwa nilai-nilai tradisi tetap relevan dan bisa menjadi panduan dalam membangun masyarakat modern yang harmonis.
Forum Nishan menjadi tempat pertemuan pemikiran Timur dan Barat. Diskusi intensif juga membahas bagaimana nilai-nilai Konfusianisme seperti ren (kemanusiaan) dan li (etika sosial) dapat menjadi solusi atas konflik sosial dan tantangan moral di dunia modern.
Harapan dan Dampak Global
Forum Nishan ke-11 diharapkan menghasilkan rekomendasi praktis untuk memperkuat dialog lintas peradaban. Tujuan utama adalah menciptakan dunia yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan. Selain menjadi ajang intelektual, forum ini juga bertujuan membuka jalan bagi kerja sama nyata di bidang budaya, pendidikan, dan teknologi.
Baca juga : AlphaBot 2 Robot Humanoid China Diperkenalkan, Bisa Sajikan Teh Hingga Kerja di Pabrik Otomotif
Para peserta forum optimis bahwa diskusi ini akan berkontribusi pada pembangunan peradaban global yang saling menghormati. Dengan tema besar Beauty in Diversity, forum ini mengajak dunia untuk terus menjaga nilai-nilai budaya sambil menyongsong modernisasi berbasis teknologi. +
Forum Nishan ke-11 kembali membuktikan bahwa dialog antarsipilasi adalah kunci menuju kedamaian dan perkembangan global. Kota Qufu, sebagai tanah kelahiran Konfusius, menjadi saksi berkumpulnya gagasan-gagasan besar demi membangun dunia yang lebih baik.