Dukungan Rusia China ke Venezuela Bikin AS Tegang
Dukungan Rusia China ke Venezuela semakin memperkuat posisi Presiden Nicolás Maduro di tengah tekanan Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump kembali mengeluarkan peringatan keras kepada Maduro, menegaskan bahwa jika pemimpin Venezuela itu “bermain keras”, itu bisa menjadi “kesempatan terakhirnya.” Peringatan ini menandai babak baru dalam ketegangan geopolitik antara Washington dan Caracas menjelang akhir 2025.
Trump menyampaikan pernyataannya di Mar-a-Lago, Florida, seraya mengumumkan langkah lanjutan terhadap penyitaan kapal tanker minyak Venezuela. Ia menegaskan bahwa AS akan menahan dua kapal dan mempertimbangkan menjual hampir empat juta barel minyak hasil sitaan. Langkah ini menambah tekanan pada ekonomi Venezuela yang sudah terpukul akibat sanksi dan inflasi tinggi. Sementara itu, Maduro menuding tindakan AS sebagai pelanggaran hukum internasional dan bentuk “pembajakan ekonomi” terhadap negaranya.
Pemerintah Venezuela juga menilai sikap AS berisiko memicu konflik yang lebih besar di kawasan Karibia. Di sisi lain, Dukungan Rusia China ke Venezuela menegaskan bahwa kedua negara tersebut menolak campur tangan asing dalam urusan dalam negeri Caracas.
Rusia Kecam Operasi AS di Karibia
Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan keprihatinan mendalam terhadap langkah Amerika Serikat di wilayah Karibia yang dinilai mengganggu stabilitas kawasan. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan bahwa Dukungan Rusia China ke Venezuela bukan sekadar simbolik, tetapi bagian dari upaya menjaga keseimbangan geopolitik global. Ia menyebut operasi penyitaan kapal Venezuela sebagai tindakan sepihak yang melanggar hukum maritim internasional.
Lavrov juga melakukan komunikasi langsung dengan Menlu Venezuela Yván Gil untuk membahas langkah diplomatik selanjutnya. Rusia menilai AS telah melampaui batas dengan menggunakan kekuatan militer untuk menekan pemerintahan Maduro. Pihaknya menyerukan agar Dewan Keamanan PBB segera membahas isu ini demi mencegah eskalasi lebih lanjut. Dukungan Rusia China ke Venezuela di forum internasional juga diharapkan mampu mengimbangi dominasi Amerika Serikat dalam pengambilan keputusan global.
Selain diplomasi, Rusia terus memperkuat hubungan ekonomi dengan Venezuela melalui ekspor energi dan kerja sama militer. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa Rusia tetap menjadi sekutu strategis bagi Caracas dalam menghadapi tekanan ekonomi maupun politik global.
China turut mengecam tindakan Amerika Serikat terhadap Venezuela, terutama penyitaan kapal tanker yang membawa minyak tujuan China. Beijing menilai tindakan itu sebagai pelanggaran serius terhadap prinsip perdagangan bebas dan hukum internasional. Dalam pernyataannya, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa Dukungan Rusia China ke Venezuela didasari prinsip nonintervensi dan penghormatan terhadap kedaulatan nasional.
Baca juga : China Bela Venezuela Kecam Penyitaan Tanker Minyak oleh AS
China menyerukan agar konflik antara Washington dan Caracas diselesaikan melalui dialog, bukan dengan sanksi atau ancaman militer. Beijing juga memperingatkan bahwa ketegangan di kawasan Karibia bisa berdampak pada rantai pasokan energi global, mengingat Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia. Pemerintah China mendorong kerja sama multilateral yang dapat membantu Venezuela memulihkan ekonominya tanpa tekanan eksternal.
Sementara itu, Maduro menyambut positif dukungan dari kedua negara tersebut, menyebutnya sebagai bukti solidaritas terhadap rakyat Venezuela yang tengah menghadapi tekanan internasional. Dukungan Rusia China ke Venezuela diyakini akan terus menjadi faktor penting dalam politik global tahun depan, terutama terkait dinamika hubungan antara negara-negara besar di Dewan Keamanan PBB.