Danantara Gandeng China Kembangkan Proyek Hilirisasi

Keputusan Danantara Gandeng China menjadi sorotan dunia bisnis setelah sovereign wealth fund Indonesia ini resmi menandatangani kerja sama dengan perusahaan metalurgi besar asal Tiongkok, GEM Limited. Kesepakatan yang ditandatangani berupa Head of Agreement (HoA) ini menegaskan komitmen kedua pihak dalam membangun fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) senilai US$1,42 miliar atau sekitar Rp23 triliun.
Proyek hilirisasi ini diharapkan memperkuat rantai pasok industri kendaraan listrik (EV) yang kini tengah berkembang pesat. Selain GEM, proyek juga menggandeng PT Vale Indonesia sebagai mitra utama. Dengan kapasitas produksi mencapai puluhan ribu ton nikel per tahun, proyek ini akan menempatkan Indonesia sebagai salah satu pusat industri baterai global. Tidak heran, langkah Danantara Gandeng China disebut sebagai strategi jangka panjang untuk memperkuat kemandirian ekonomi sekaligus menjaga ketahanan energi masa depan.
Dampak Ekonomi dan Peluang Kerja
Implementasi proyek ketika Danantara Gandeng China meluncurkan investasi besar ini diprediksi memberikan dampak signifikan bagi perekonomian nasional. Pembangunan fasilitas HPAL akan memperluas kesempatan kerja dengan target hingga 80.000 lapangan kerja baru dalam lima tahun mendatang. Hal ini tentu memberi nilai tambah bagi masyarakat sekitar lokasi proyek serta mendukung program pemerintah dalam menciptakan industri hijau.
Selain itu, kerja sama ini tidak hanya berfokus pada investasi fisik, tetapi juga transfer teknologi. GEM Limited akan mendirikan laboratorium metalurgi bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk riset pengolahan logam dan daur ulang. Dengan begitu, Indonesia tidak hanya menjadi tempat produksi, tetapi juga pusat penelitian yang mendorong inovasi teknologi di bidang energi berkelanjutan.
Langkah Danantara Gandeng China ini sekaligus menguatkan posisi Indonesia dalam peta global sebagai pemain utama industri baterai kendaraan listrik. Dengan dukungan penuh pemerintah, proyek ini diharapkan bisa membawa manfaat jangka panjang bagi pembangunan nasional.
Kerja sama strategis melalui Danantara Gandeng China juga sejalan dengan visi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon. Pembangunan Indonesia Green Industrial Park (IGIP) menjadi salah satu langkah nyata dalam mewujudkan industri ramah lingkungan. Kawasan industri ini akan mengintegrasikan rantai pasok logam, energi bersih, hingga fasilitas daur ulang untuk memastikan prinsip ekonomi sirkular dapat diterapkan.
Baca juga : China Dominasi Investasi Hilirisasi Mineral Global
Selain manfaat ekonomi, kerja sama ini memiliki nilai diplomasi penting. Hubungan erat antara Indonesia dan Tiongkok semakin diperkuat melalui proyek bersama yang saling menguntungkan. Dengan investasi berkelanjutan, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan beralih ke produk bernilai tambah tinggi.
Secara keseluruhan, langkah Danantara Gandeng China menjadi simbol kolaborasi strategis yang menguntungkan kedua belah pihak. Tidak hanya meningkatkan daya saing industri, tetapi juga membawa harapan besar terhadap masa depan energi hijau dan ketahanan ekonomi Indonesia di kancah global.