China Waspadai Elite Teknologi AS di Era Trump 2.0

Juli 30, 2025
China Waspadai Elite Teknologi AS di Era Trump 2.0

Kekhawatiran atas kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih tidak hanya menyangkut kebijakan luar negeri Amerika Serikat secara umum, tetapi juga pada peran sentral elite teknologi dalam lingkaran pengaruh Trump 2.0. Beberapa pengamat di China kini memperingatkan bahwa tokoh-tokoh seperti Elon Musk dan Peter Thiel bukan sekadar pengusaha sukses, tetapi menjadi “kingmaker” dalam strategi global AS yang melibatkan teknologi mutakhir dan kekuatan ekonomi digital.

Diskusi strategis di China kini menyoroti fenomena yang disebut sebagai “tech-right accelerationism”, yaitu dorongan dari kelompok elite teknologi untuk mempercepat dominasi Amerika dalam bidang kecerdasan buatan, keamanan siber, luar angkasa, dan industri pertahanan digital. Gerakan ini tidak lagi sekadar berbasis pasar bebas atau kemajuan teknologi, tetapi dipadukan dengan agenda politik konservatif yang beresonansi kuat dengan visi Trump.

Elon Musk, Peter Thiel, dan Pengaruh di Pusat Kekuasaan

Elon Musk, pemimpin Tesla, SpaceX, dan perusahaan AI xAI, menjadi figur penting yang kerap dipandang memiliki hubungan dekat dengan Trump. Selain itu, Peter Thiel, pendiri Palantir dan investor awal Facebook, dikenal sebagai sosok konservatif yang aktif membiayai gerakan politik kanan di AS. Pengaruh mereka tidak hanya terbatas pada urusan bisnis, tetapi juga menyentuh kebijakan pertahanan dan luar negeri.

Menurut sejumlah pengamat di Beijing, hubungan antara elite teknologi dan kubu Trump membuka babak baru dalam strategi geopolitik. Mereka bukan hanya sekutu bisnis, tetapi turut membentuk kerangka kebijakan melalui visi teknologi masa depan. Dalam konteks China, keberadaan aktor-aktor seperti ini dianggap sebagai ancaman terhadap upaya kemandirian teknologi nasional.

China pun diimbau untuk membaca dinamika ini secara cermat, sebab perubahan dalam pemerintahan AS bisa berdampak langsung terhadap tekanan tarif, larangan ekspor teknologi tinggi, hingga kampanye global yang menekan pengaruh ekonomi digital Beijing.

Dalam menghadapi situasi ini, para analis strategis menyarankan agar China memperkuat kerja sama dengan negara-negara non-Barat, meningkatkan investasi riset dan pengembangan dalam negeri, serta memperluas inisiatif seperti Belt and Road ke ranah digital.

Baca juga : Trump Bikin Ekspor China ke AS Diprediksi Turun Tajam

Sektor kecerdasan buatan, semikonduktor, dan jaringan 6G menjadi prioritas utama. Pemerintah China juga mendorong universitas dan pusat teknologi untuk mengembangkan sistem alternatif yang mampu bersaing dengan dominasi teknologi Barat, khususnya yang dimotori oleh aktor-aktor seperti Musk dan Thiel.

Pemerintahan Trump 2.0 berpotensi memperkeras kebijakan terhadap China, terutama dalam hal penguasaan teknologi canggih. Karena itu, Beijing perlu memetakan relasi baru antara elite teknologi dan kekuasaan politik di AS, agar dapat memformulasikan langkah antisipatif yang tidak hanya defensif, tetapi juga ofensif dalam skenario diplomatik dan ekonomi ke depan.

Leave A Comment

Create your account