China Tingkatkan Senjata Nuklir Meski Janji NFU

Agustus 21, 2025
China Tingkatkan Senjata Nuklir Meski Janji NFU

China kembali menjadi sorotan dunia internasional setelah laporan terbaru menyebutkan bahwa China tingkatkan senjata nuklir meski tetap memegang komitmen kebijakan no first use (NFU) atau tidak akan menjadi pihak pertama yang menggunakan senjata nuklir. Kebijakan ini sudah lama menjadi doktrin resmi pertahanan China, namun peningkatan signifikan terhadap kapasitas nuklir menimbulkan tanda tanya besar.

Menurut laporan dari berbagai lembaga internasional, China saat ini sedang memperluas jaringan silo rudal antarbenua (ICBM) dan meningkatkan stok hulu ledak nuklir. Jumlahnya diperkirakan mencapai lebih dari 600 unit dan bisa meningkat hingga 1.000 hulu ledak pada tahun 2030. Peningkatan ini menunjukkan adanya pergeseran strategi militer, dari sekadar pertahanan minimal menjadi kekuatan strategis yang siap menghadapi dinamika global.

Modernisasi Persenjataan Nuklir dan Strategi Global

Keputusan China tingkatkan senjata nuklir dipicu oleh kebutuhan memperkuat sistem triad nuklir, yang mencakup rudal berbasis darat, kapal selam bersenjata nuklir, dan pesawat pembom strategis. Dengan memperkuat ketiga lini tersebut, China berupaya menciptakan sistem pertahanan sekaligus daya gentar yang lebih kredibel di mata lawan potensial.

Selain itu, pembangunan lebih dari 300 silo ICBM baru menjadi indikator jelas bahwa Beijing sedang menyiapkan infrastruktur militer untuk jangka panjang. Silo-silo tersebut diyakini mampu menampung rudal berbahan bakar padat, yang dapat diluncurkan lebih cepat dibandingkan rudal berbahan bakar cair. Modernisasi ini juga sejalan dengan visi Presiden Xi Jinping yang mendorong kesiapan militer, termasuk rencana strategis terhadap Taiwan sebelum 2027.

Meski demikian, langkah China memunculkan kekhawatiran global. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Jepang menilai bahwa ekspansi ini bisa memicu perlombaan senjata baru di kawasan Asia-Pasifik. Para pengamat juga menyoroti bahwa pembangunan arsenal besar dapat mengaburkan kredibilitas kebijakan NFU yang selama ini dijadikan pegangan.

Meski berulang kali menegaskan komitmen pada NFU, kenyataan bahwa China tingkatkan senjata nuklir dalam skala masif membuat skeptisisme internasional semakin kuat. Beberapa analis menyebutkan bahwa prinsip NFU bisa saja diabaikan dalam kondisi krisis besar, terutama jika kedaulatan atau keamanan nasional Beijing dianggap terancam.

Baca juga : China–Rusia–Iran–Korut Bangun “Axis of Upheaval” Baru

Kebijakan ini menciptakan dilema baru dalam diplomasi internasional. Di satu sisi, China berupaya menampilkan diri sebagai negara bertanggung jawab yang tidak memulai konflik nuklir. Namun di sisi lain, modernisasi arsenal nuklir yang begitu cepat memberi sinyal ambigu kepada dunia. Situasi ini berpotensi memicu peningkatan ketegangan politik dan militer di kawasan Asia Timur hingga Pasifik.

Ke depan, komunitas internasional menuntut adanya transparansi lebih besar dari Beijing. Dialog multilateral diperlukan untuk memastikan langkah strategis ini tidak menimbulkan eskalasi berbahaya. Tanpa kontrol dan komunikasi yang jelas, China tingkatkan senjata nuklir bisa menjadi ancaman nyata terhadap stabilitas global dan mempercepat perlombaan senjata di abad ke-21.

Leave A Comment

Create your account