China Tanggapi Jerman Soal Sikap Agresif di Asia

Isu China Tanggapi Jerman mencuat setelah Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul menyebut Beijing semakin agresif dalam dinamika Asia-Pasifik. Wadephul menilai bahwa China berusaha mengubah status quo di Selat Taiwan dan Laut China Selatan secara sepihak.
Pernyataan ini langsung menuai respons keras dari Kementerian Luar Negeri China. Juru bicara Mao Ning menyebut bahwa situasi di kawasan sejatinya stabil, dan meminta Jerman tidak ikut memperkeruh keadaan dengan retorika provokatif. Menurutnya, isu Taiwan tetap merupakan urusan internal China yang tak pantas dicampuri pihak luar. Dengan sikap tegas tersebut, China Tanggapi Jerman sekaligus mengingatkan pentingnya dialog dibanding eskalasi.
Pernyataan Jerman dan Respons Internasional
Pernyataan Wadephul di Jepang menyoroti kekhawatiran global terhadap langkah China yang disebut agresif. Ia menyebut perilaku Beijing bisa mengancam keamanan dunia dan melemahkan prinsip hukum internasional. Menurut Jerman, dominasi regional China berpotensi mengganggu keseimbangan global, sehingga butuh perhatian khusus dari sekutu Eropa maupun Asia.
Respon internasional pun beragam. Jepang menyambut baik dukungan Jerman dalam menyoroti keamanan kawasan. Sementara itu, analis menilai komentar ini sejalan dengan kekhawatiran Amerika Serikat dan Uni Eropa atas ekspansi pengaruh China. Namun, Beijing menilai tuduhan tersebut berlebihan dan tidak sejalan dengan realitas di lapangan.
Dengan menyampaikan bantahan keras, China Tanggapi Jerman sebagai upaya menegaskan posisinya di mata dunia. Beijing mengajak semua negara menahan diri agar tensi geopolitik tidak menimbulkan risiko ekonomi maupun militer. Hal ini mencerminkan adanya tarik menarik kepentingan antara negara Barat dan kekuatan Asia dalam menentukan arah stabilitas regional.
Dalam konferensi pers di Beijing, Mao Ning menegaskan kembali bahwa kawasan Asia Pasifik tetap stabil. Ia menyebut pihak luar seharusnya mendorong dialog, bukan menciptakan narasi konfrontatif. Menurutnya, peran Jerman dan negara-negara Barat sebaiknya difokuskan pada kerjasama ekonomi dan keamanan, bukan menambah ketegangan.
Baca juga : Xi Jinping dan Albanese Bahas Reset Diplomatik China-Australia
China juga mengingatkan bahwa isu Taiwan adalah garis merah yang tidak boleh dilanggar. Dengan cara ini, China Tanggapi Jerman sembari mengirimkan sinyal bahwa mereka siap bekerja sama, namun menolak campur tangan atas urusan dalam negerinya. Langkah ini dimaksudkan untuk menekan eskalasi sekaligus menjaga citra internasional sebagai negara yang mendukung perdamaian.
Beijing menilai bahwa stabilitas kawasan hanya bisa tercapai jika semua pihak menahan diri. Ajakan dialog terbuka diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi ketegangan. Dengan menegaskan posisi ini, China Tanggapi Jerman bukan hanya sebagai bentuk perlawanan diplomatik, melainkan juga pesan kepada dunia bahwa perdamaian harus tetap menjadi prioritas di tengah rivalitas global.