China Rilis Pedoman Etika untuk Teknologi Mobil Otonom
 
                       
            Pemerintah China, melalui Kementerian Sains dan Teknologi, resmi menerbitkan pedoman etika terbaru untuk pengembangan teknologi kendaraan otonom. Kebijakan ini dikeluarkan sebagai respon atas meningkatnya penggunaan mobil dengan sistem mengemudi otomatis serta kekhawatiran masyarakat terhadap keselamatan, privasi, dan transparansi teknologi yang digunakan.
Pedoman yang diumumkan pada akhir Juli 2025 ini bertujuan menempatkan keselamatan dan kepentingan publik di atas segalanya. Dalam dokumen resmi tersebut, pemerintah menetapkan prinsip-prinsip dasar yang wajib diikuti oleh perusahaan teknologi, produsen kendaraan, serta pengembang sistem kecerdasan buatan (AI) di sektor otomotif. Beberapa poin penting yang ditekankan meliputi tanggung jawab etis, keamanan pengguna, batasan pemanfaatan data, serta kejelasan tanggung jawab hukum antara sistem dan pengemudi.
Fokus pada Keselamatan dan Tanggung Jawab Hukum
Salah satu poin utama dalam pedoman etika ini adalah keharusan pengembang untuk mendesain sistem yang memprioritaskan keselamatan pengguna dan lingkungan sekitar. Kendaraan otonom wajib mampu mengenali kondisi lalu lintas secara akurat, merespons dengan tepat, serta menghindari situasi yang berpotensi membahayakan nyawa manusia.
Selain itu, pedoman ini juga memperjelas batas tanggung jawab antara pengemudi dan sistem otomasi. Dalam kendaraan dengan level otomatisasi rendah (Level 2 atau 3), pengemudi tetap menjadi pihak yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengendalian kendaraan. Namun, untuk kendaraan dengan sistem penuh otomatisasi (Level 4 ke atas), tanggung jawab dapat bergeser ke penyedia sistem atau produsen, terutama bila kegagalan teknis terjadi.
Langkah ini sejalan dengan kebijakan terbaru dari Kementerian Keamanan Publik China, yang berencana merevisi undang-undang lalu lintas untuk menyesuaikan dengan era kendaraan cerdas. Revisi tersebut akan mencakup perubahan pada format ujian SIM, ketentuan pengawasan kendaraan, hingga sanksi hukum atas kesalahan yang melibatkan sistem otonom.
Baca juga : Rival Starlink dan Drone Tanpa Ekor Cina Hadapi Tantangan
Pedoman baru ini juga menekankan pentingnya perlindungan data pengguna, di mana sistem hanya diperbolehkan mengakses dan memproses data yang relevan dengan fungsi mengemudi. Pengumpulan data yang tidak berkaitan, seperti informasi pribadi yang tidak dibutuhkan, dianggap sebagai pelanggaran etika.
Selain itu, pemerintah memperingatkan perusahaan untuk tidak melakukan klaim berlebihan dalam iklan maupun publikasi ilmiah terkait kemampuan kendaraan otonom mereka. Dalam beberapa kasus, produsen diketahui menyampaikan informasi menyesatkan yang menciptakan ekspektasi berlebihan dari masyarakat. Pedoman ini melarang praktik semacam itu dan mewajibkan transparansi dalam uji coba maupun pelaporan hasil pengembangan teknologi.
