China Perketat Foshan untuk Cegah Wabah Chikungunya

Pemerintah China mengambil langkah cepat dan tegas menyusul lonjakan kasus chikungunya yang signifikan di kota Foshan, Provinsi Guangdong. Hingga akhir Juli, lebih dari 4.800 kasus lokal telah dilaporkan, sebagian besar terpusat di distrik Shunde. Kondisi ini langsung mendapat perhatian pemerintah pusat, meski hingga saat ini belum ada laporan korban meninggal atau gejala berat.
Wakil Perdana Menteri Liu Guozhong melakukan inspeksi langsung ke Foshan dan menyerukan penanganan terpadu guna memutus rantai penyebaran. Ia menekankan pentingnya langkah preventif berbasis komunitas, disinfeksi lingkungan, serta penguatan karantina pelabuhan sebagai jalur utama lalu lintas manusia dan barang dari luar negeri.
Strategi Penanganan Terpadu Pemerintah
Dalam pernyataannya, Liu meminta otoritas setempat untuk segera melakukan pelacakan kontak erat, mempercepat penyemprotan insektisida di daerah rawan, serta mengintensifkan pemeriksaan epidemiologi. Pemerintah kota Foshan telah menggandakan kapasitas tempat isolasi tahan nyamuk menjadi lebih dari 7.000 unit, guna memastikan pasien tidak menjadi sumber penularan sekunder.
Selain itu, masyarakat diajak aktif menjaga kebersihan lingkungan, menutup potensi sarang nyamuk seperti tempat genangan air, serta melaporkan gejala demam mendadak, ruam kulit, dan nyeri sendi yang identik dengan chikungunya.
Bersamaan, Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) telah mengeluarkan instruksi resmi ke seluruh provinsi, mendorong pelaksanaan skrining gejala dini dan penguatan deteksi cepat. Pihak otoritas juga memantau mobilitas antardaerah dan menyiapkan sanksi administratif bagi pihak yang mengabaikan standar kebersihan lingkungan di masa wabah.
Meski belum tercatat adanya kasus internasional yang berasal dari Foshan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mulai mempertimbangkan imbauan perjalanan ke wilayah terdampak. Pemerintah Tiongkok mengantisipasi dengan memperketat karantina di pelabuhan dan bandara utama.
Baca juga : Topan Wipha Ancam Tiongkok Selatan, Ribuan Dievakuasi
Wabah chikungunya ini merupakan yang terbesar di China dalam dua dekade terakhir. Virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes ini memang tidak mematikan, namun dapat menyebabkan nyeri sendi parah dan berkepanjangan. Hingga saat ini, belum tersedia vaksin resmi untuk mencegah penyakit ini.
Langkah cepat yang dilakukan pemerintah, baik pusat maupun daerah, menjadi ujian kesigapan sistem kesehatan publik dalam menghadapi ancaman virus tropis. Dengan pendekatan berbasis komunitas dan disiplin epidemiologi, diharapkan penularan dapat ditekan sebelum meluas ke provinsi lain.