China Kecam Laporan Demokrat AS soal “Ancaman China”

Pemerintah Tiongkok secara tegas mengecam laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Partai Demokrat di Komite Hubungan Luar Negeri Senat Amerika Serikat. Laporan tersebut menyoroti bahwa kebijakan mantan Presiden Donald Trump telah melemahkan posisi global Amerika dan memberi ruang bagi China untuk memperkuat pengaruh internasionalnya. Namun, Beijing menganggap laporan tersebut sebagai bentuk retorika usang dan bernada konfrontatif.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat (19/07), juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, mengatakan bahwa laporan itu penuh dengan “pola pikir Perang Dingin” dan narasi menyesatkan yang menyudutkan China. “Laporan ini mencoba membesar-besarkan ancaman yang tidak ada, demi kepentingan politik domestik AS. Pandangan seperti ini tidak sehat dan sangat berbahaya bagi hubungan kedua negara,” ujar Lin.
Ia menambahkan bahwa China selama ini menganut kebijakan luar negeri yang damai, dan tidak memiliki ambisi untuk menggantikan atau menyaingi kekuatan manapun. Menurut Lin, upaya untuk memutarbalikkan fakta dan menekan China dengan dalih menjaga kepentingan global hanyalah strategi politis untuk mempertahankan dominasi AS yang mulai menurun.
Lin Jian juga menyerukan agar pihak AS, khususnya para pembuat kebijakan, berhenti menyebarkan informasi yang merusak citra China dan mulai bersikap objektif serta rasional. Ia menekankan bahwa pembangunan dan pertumbuhan China merupakan peluang, bukan ancaman, bagi dunia internasional.
Pernyataan tersebut muncul sebagai respons terhadap laporan Demokrat Senat AS yang menyebut bahwa kebijakan luar negeri Trump memperlemah agensi-agensi utama AS seperti USAID, Voice of America, dan program diplomasi budaya lainnya, sehingga memperbesar ruang bagi China untuk memperluas pengaruh di negara-negara berkembang. Dalam laporan itu, China digambarkan agresif dalam memperluas jaringan diplomatik, bantuan infrastruktur, serta investasi teknologi di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.
AS Diimbau Hentikan Polarisasi Global
Tanggapan keras dari Beijing menyoroti bagaimana hubungan antara China dan Amerika Serikat terus berada di titik yang sensitif. Meskipun kedua negara merupakan mitra dagang utama, ketegangan politik dan ideologis masih menjadi hambatan besar dalam kerja sama yang konstruktif.
Lin Jian memperingatkan bahwa jika AS terus menggunakan strategi pembusukan terhadap China, maka stabilitas global yang tengah rapuh akibat krisis ekonomi dan geopolitik justru akan semakin terganggu. Ia meminta agar kedua belah pihak kembali ke meja dialog dengan semangat saling menghormati dan kerja sama jangka panjang.
Baca juga : Bareskrim Ungkap Jaringan Judi Online Internasional, 22 Tersangka Diamankan
Beberapa pengamat independen menilai bahwa laporan yang dirilis oleh Demokrat Senat AS lebih bersifat domestik dan politis, ditujukan untuk mengkritik kebijakan luar negeri era Trump menjelang pemilu 2026 mendatang. Namun, tidak bisa diabaikan bahwa narasi tentang “ancaman China” sering digunakan sebagai alat untuk menggalang konsensus bipartisan di Washington.
China berharap agar AS dapat menghentikan pola pikir hegemonik dan mengembangkan hubungan luar negeri yang seimbang. Lin Jian menutup konferensi dengan pernyataan bahwa dunia saat ini membutuhkan lebih banyak kolaborasi, bukan konfrontasi, untuk menghadapi tantangan bersama seperti perubahan iklim, krisis pangan, dan ketimpangan ekonomi.