China Bela Venezuela Kecam Penyitaan Tanker Minyak oleh AS

Desember 23, 2025
China Bela Venezuela Kecam Penyitaan Tanker Minyak oleh AS

China Bela Venezuela dalam polemik penyitaan tanker minyak oleh Amerika Serikat di Laut Karibia. Pemerintah China menyatakan aksi tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan menolak penerapan sanksi sepihak yang tidak berlandaskan mandat Dewan Keamanan PBB. Pernyataan itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, saat diminta tanggapan atas intersepsi kapal yang disebut membawa minyak Venezuela dan dikaitkan dengan rute menuju China.

Di sisi Caracas, pemerintah Venezuela kembali menyebut tindakan AS sebagai “pembajakan” dan menilai penyitaan di perairan internasional merugikan kedaulatan serta perdagangan mereka. Otoritas AS, melalui Coast Guard, menyatakan operasi tersebut bagian dari penegakan sanksi terhadap jaringan pengapalan yang dianggap menyamarkan identitas kapal dan pergerakan muatan. Ketegangan ini menambah tekanan pada jalur ekspor minyak Venezuela, sekaligus memicu perhatian pasar energi global.

Dampak awalnya terlihat pada aktivitas pemuatan minyak yang dilaporkan melambat dan sejumlah kapal disebut berputar arah setelah intersepsi terbaru. China Bela Venezuela juga muncul di tengah pembicaraan lebih luas tentang maraknya “shadow fleet” atau jaringan kapal bayangan yang sering dikaitkan dengan upaya menghindari sanksi. Situasi ini diperkirakan masih berkembang karena operasi di wilayah Karibia disebut belum berhenti.

Kronologi Penyitaan dan Alasan Penegakan Sanksi AS

Penyitaan tanker yang menjadi sorotan disebut terkait kapal bernama Centuries yang memuat minyak mentah Venezuela jenis Merey. Dalam laporan media internasional, kapal itu diduga menggunakan identitas atau nama yang berubah-ubah, sehingga masuk kategori pengapalan bayangan. AS menyatakan pendekatan ini digunakan untuk menyamarkan asal muatan dan tujuan pengiriman, sehingga penindakan dilakukan sebagai bagian dari pengawasan sanksi. Pada fase ini, China Bela Venezuela menonjol karena Beijing mengkritik legitimasi intersepsi tersebut.

Di Karibia, Coast Guard AS dilaporkan tidak hanya berhenti pada satu kasus, tetapi juga mengejar atau memantau tanker lain yang dicurigai membawa muatan terkait Venezuela. Operasi seperti ini menambah risiko bagi operator kapal dan pembeli karena potensi penahanan, pemeriksaan kargo, hingga pembekuan muatan. Dalam konteks pasar, pengetatan intersepsi dapat membuat biaya asuransi dan pengiriman naik, terutama bagi kapal yang menempuh rute rawan pemeriksaan. Seiring ketegangan meningkat, China Bela Venezuela dipandang sebagai sinyal bahwa isu ini bukan hanya ekonomi, tetapi juga geopolitik.

Venezuela menilai penindakan di laut merusak prinsip kebebasan navigasi dan perdagangan. Pemerintah di Caracas mendorong isu ini masuk jalur diplomatik, termasuk forum multilateral. Namun AS menegaskan sanksi bertujuan menekan aliran dana yang dianggap mendukung rezim tersanksi. Perbedaan pandangan ini membuat kasus tanker berpotensi berlarut karena masing-masing pihak mengklaim legalitas dari perspektif yang berbeda.

Setelah insiden intersepsi, laporan menyebut aktivitas pemuatan minyak di Venezuela melambat dan lebih banyak kapal melakukan putar balik untuk menghindari risiko. Bila tren ini berlanjut, pendapatan Venezuela bisa tertekan dan rantai pasok pembeli ikut terganggu. China Bela Venezuela dalam situasi ini juga terkait kepentingan energi, mengingat China kerap disebut sebagai tujuan penting bagi minyak Venezuela. Ketika jalur pengiriman semakin berisiko, perdagangan bisa bergeser ke rute lebih panjang atau skema transaksi yang lebih kompleks.

Baca juga : Sikap Nonintervensi China Soal Permintaan Venezuela

Di sisi hubungan China-AS, pernyataan Beijing menolak sanksi sepihak memperlihatkan kontras pendekatan kedua negara terhadap penegakan aturan global. China menekankan mandat PBB, sementara AS menekankan rezim sanksi nasional dan penindakan terhadap jaringan yang dianggap melanggar. Perbedaan ini dapat mempengaruhi ketegangan diplomatik yang lebih luas, termasuk isu perdagangan dan keamanan maritim. Dalam jangka pendek, China Bela Venezuela berpotensi menambah tekanan retorika, meski belum otomatis mengubah operasi lapangan.

Para pengamat menilai skenario paling realistis adalah diplomasi berjalan paralel dengan pengetatan operasi di laut. Jika kedua pihak tidak menemukan titik temu, risiko eskalasi akan bertahan, dengan dampak pada biaya pengapalan dan volatilitas harga energi. Di tengah kondisi itu, negara-negara lain juga akan berhitung soal keamanan jalur laut dan kepastian hukum perdagangan. China Bela Venezuela kemungkinan tetap menjadi tema besar selama intersepsi tanker terus terjadi di Karibia.

Leave A Comment

Create your account