Bagaimana Serangan Trump ke Iran Memengaruhi Strategi China terhadap Taiwan?

Pada 26 Juni 2025, dunia dikejutkan oleh kabar bahwa mantan Presiden AS, Donald Trump, memerintahkan serangan ke fasilitas nuklir Iran. Keputusan ini bukan hanya berdampak pada kawasan Timur Tengah, tetapi juga menggetarkan dinamika geopolitik di Asia, terutama dalam konteks hubungan China–Taiwan.
Banyak analis menilai tindakan Trump ini bisa mengubah kalkulasi China dalam menentukan langkahnya terhadap Taiwan. Mengapa demikian? Mari kita bedah lebih dalam.
Trump dan Iran: Dari Retorika ke Aksi Militer
Selama masa jabatan pertamanya, Trump terkenal dengan retorika keras terhadap Iran. Namun, banyak yang tak menduga ia akan kembali pada jalur militer setelah sempat mengusung kebijakan “America First” yang relatif menghindari konflik luar negeri.
Dalam pernyataannya, Trump menyebut serangan ke Iran sebagai:
“Langkah perlu demi mencegah ancaman nuklir yang semakin dekat ke pintu Amerika.”
Serangan itu memicu ketegangan baru antara Washington dan Teheran. Namun, efek domino geopolitik segera terasa jauh melampaui Timur Tengah.
China, Iran, dan Kepentingan Bersama
China dan Iran sudah lama memiliki hubungan strategis. Sejak kesepakatan kerja sama ekonomi dan militer pada 2016, Beijing menjadi salah satu mitra dagang terbesar Teheran. Kerja sama itu mencakup:
- Investasi energi.
- Infrastruktur transportasi (Belt and Road Initiative).
- Pertukaran teknologi pertahanan.
Serangan AS ke Iran otomatis menjadi sinyal peringatan bagi China. Bagi Beijing, AS di bawah Trump kembali membuktikan kecenderungan menggunakan kekuatan militer secara tiba-tiba — pola yang sangat memengaruhi cara China menyikapi potensi konflik di kawasan Asia.
Taiwan Jadi Sorotan
Mengapa Taiwan terseret dalam pusaran konflik Iran–AS? Karena logika strategis yang sama bisa diterapkan.
1. Trump Tidak Bisa Diprediksi
Trump dikenal “unpredictable.” Serangan ke Iran menunjukkan ia tak segan memakai kekuatan militer. Ini membuat China harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa:
- AS bisa bertindak serupa jika krisis Taiwan memanas.
- Trump mungkin memakai Taiwan sebagai kartu negosiasi dalam politik domestik maupun global.
2. China Waspada terhadap Intervensi Militer
Beijing selalu menegaskan Taiwan sebagai wilayah sah China. Namun, kemungkinan intervensi militer AS membuat Beijing berpikir ulang. Trump menembak Iran untuk alasan keamanan global. Apakah ia akan melakukan hal serupa demi Taiwan?
Inilah dilema terbesar Beijing. Jika terlalu agresif, mereka berisiko memancing AS. Namun jika terlalu pasif, mereka terlihat lemah di mata rakyat sendiri.
Dampak Serangan Trump bagi Perhitungan China
A. China Meningkatkan Kesiapan Militer
Sejak kabar serangan ke Iran, laporan menyebut China:
- Meningkatkan patroli militer di sekitar Taiwan.
- Melakukan latihan gabungan di Laut China Selatan.
- Memperkuat sistem rudal anti-kapal dan pertahanan udara.
China sadar, setiap aksi di Taiwan bisa memicu respons militer AS yang lebih cepat dibanding sebelumnya.
B. Beijing Membangun Aliansi Strategis
Sebagai antisipasi, China memperkuat kerja sama dengan:
- Iran → Mitra strategis di kawasan Timur Tengah.
- Rusia → Partner militer dan politik penting.
- Negara Asia Tengah → Untuk jalur ekonomi alternatif.
Perspektif Washington
Di AS sendiri, ada dua kubu besar soal bagaimana menangani Iran, China, dan Taiwan:
✅ Neoconservative Hawks → Mendorong kebijakan keras, termasuk aksi militer.
✅ America Firsters → Ingin fokus ke urusan domestik, menghindari perang berlarut.
Trump seringkali tampak berdiri di kedua kaki:
- Kadang retorika isolasionis.
- Namun, tak ragu melakukan aksi militer jika dinilai strategis — contohnya serangan ke Iran.
Apa Implikasinya untuk Taiwan?
Trump telah menciptakan level ketidakpastian baru dalam geopolitik Asia. Bagi China, pesan yang jelas adalah:
“Jika Iran bisa diserang tiba-tiba, Taiwan bisa bernasib sama.”
Beijing harus berhitung lebih cermat:
- Apakah langkah militer ke Taiwan terlalu berisiko?
- Apakah mereka perlu memperkuat diplomasi agar tak memicu AS?
Sebaliknya, beberapa analis percaya Trump justru membuat Beijing lebih berhati-hati, karena tak ada jaminan AS akan diam jika Taiwan diserang.
Dampak Ekonomi Global
Tak hanya geopolitik, langkah Trump memengaruhi ekonomi:
- Harga minyak naik tajam setelah serangan ke Iran.
- Pasar saham Asia sempat bergejolak, khawatir ketegangan melebar.
- Investor waspada akan potensi konflik di Asia Timur.
Taiwan, sebagai pusat industri semikonduktor dunia, menjadi pilar rantai pasokan global. Setiap konflik bisa menimbulkan efek domino pada ekonomi dunia.
Serangan Trump ke Iran bukan sekadar konflik regional. Tindakannya menciptakan bayangan panjang ke Asia, terutama ke isu Taiwan. China kini menghadapi dilema besar:
- Bertindak agresif dan berisiko memicu konfrontasi langsung dengan AS.
- Atau menahan diri, tapi kehilangan muka di mata nasionalis dalam negeri.
Situasi ini membuat geopolitik kawasan Asia Timur makin sulit ditebak. Satu hal pasti, Trump telah mengubah kalkulasi China soal Taiwan. Dunia hanya bisa menunggu — sambil berharap akal sehat tetap memimpin diplomasi global.