Alasan Tiongkok Dorong Yuan Cadangan BRICS

Agustus 25, 2025
Alasan Tiongkok Dorong Yuan Cadangan BRICS

Upaya menjadikan yuan cadangan BRICS berangkat dari keinginan Tiongkok mengurangi ketergantungan pada dolar AS yang selama ini mendominasi perdagangan internasional. Gerakan dedolarisasi sudah lama digaungkan, terutama setelah sanksi ekonomi Barat terhadap Rusia menegaskan betapa rapuhnya negara-negara berkembang ketika terlalu bergantung pada sistem keuangan Barat.

Tiongkok aktif memperluas penggunaan yuan lewat berbagai perjanjian perdagangan bilateral, termasuk dengan Brasil dan Rusia. Selain itu, inisiatif seperti BRICS Pay dan swap mata uang juga diluncurkan untuk mempermudah transaksi tanpa bergantung pada jaringan SWIFT. Dukungan ini menjadikan yuan semakin relevan sebagai alternatif di pasar global.

Namun, tantangan tetap ada. India misalnya, menilai bahwa menjadikan yuan cadangan BRICS bisa menempatkan Tiongkok pada posisi dominan. Hal yang sama dikhawatirkan Brasil, terutama karena perekonomian mereka belum siap jika harus bergantung terlalu jauh pada mata uang negara lain. Meski begitu, dorongan Tiongkok menegaskan tekad mereka untuk menjadikan yuan simbol multipolaritas finansial dunia.

Sementara Tiongkok percaya diri mendorong yuan cadangan BRICS, India dan Brasil bersikap lebih hati-hati. India menilai bahwa langkah tersebut bisa memunculkan risiko baru, terutama terkait kemandirian kebijakan moneter. Mereka lebih memilih memperkuat transaksi dengan mata uang lokal masing-masing ketimbang menjadikan yuan sebagai pusat cadangan.

Brasil juga menunjukkan sikap serupa. Meski sudah bekerja sama dengan Tiongkok dalam perdagangan berbasis yuan, pemerintah Brasil masih ragu untuk menjadikan yuan sebagai cadangan utama. Kekhawatiran muncul karena dominasi Tiongkok dalam perdagangan bisa berlanjut ke sektor finansial jika kebijakan ini dipaksakan.

Baca juga : QRIS Antar Anggota BRICS Mulai Uji Coba

Meski ada resistensi, pembahasan mengenai yuan cadangan BRICS terus berlanjut dalam forum resmi. Rusia dan Afrika Selatan cenderung mendukung gagasan ini karena melihat keuntungan strategis dalam mengurangi pengaruh dolar. Jika konsensus bisa tercapai, langkah ini berpotensi mengubah peta ekonomi global dengan menghadirkan sistem cadangan multipolar.

Namun, tanpa persetujuan bulat dari seluruh anggota, yuan cadangan BRICS masih akan menjadi perdebatan panjang. Masa depan konsep ini sangat bergantung pada keseimbangan kepentingan politik dan ekonomi di antara negara-negara BRICS.

Leave A Comment

Create your account