Serbuan Baja Impor China Bikin Industri Lokal Koyak

November 15, 2025
Serbuan Baja Impor China Bikin Industri Lokal Koyak

Serbuan Baja Impor China tengah menjadi sorotan tajam di DPR setelah pasar baja domestik dilaporkan dibanjiri produk murah dari China, Korea, dan Jepang. Anggota Komisi VI DPR Asep Wahyuwijaya mengingatkan bahwa baja merupakan industri strategis yang menopang berbagai sektor penting, mulai dari konstruksi hingga program makan bergizi gratis pemerintah. Ia menilai pemerintah tidak boleh membiarkan produsen lokal tersisih hanya karena kalah harga dari produk impor. Tanpa penataan kebijakan, ia khawatir posisi Indonesia akan semakin bergantung pada suplai asing.

Di tengah tekanan Serbuan Baja Impor China, perusahaan seperti Krakatau Steel dan pabrik baja lain digambarkan tengah megap megap menahan gelombang barang masuk. Asep menilai situasi ini bisa berujung pada penutupan lini produksi dan pemutusan hubungan kerja jika tidak segera ada kebijakan korektif. Menurutnya, pemerintah harus melihat persoalan baja sebagai soal kedaulatan industri, bukan semata urusan perdagangan jangka pendek. Ia mendorong kementerian teknis dan lembaga terkait duduk bersama menyusun langkah perlindungan yang proporsional.

Regulasi Impor Longgar dan Tekanan bagi Produsen Lokal

Asep Wahyuwijaya menyoroti bahwa lonjakan impor terjadi karena regulasi pengawasan masih longgar dan celah tarif dimanfaatkan eksportir luar negeri. Ia menyebut, di tengah Serbuan Baja Impor China, Jepang, dan Korea, banyak produk asing yang masuk dengan skema harga dumping sehingga menggerus pangsa pasar produsen nasional. Menurutnya, kementerian terkait perlu memperketat verifikasi teknis di pelabuhan, mulai dari jenis, spesifikasi, hingga volume baja yang diizinkan masuk. Tanpa pengawasan ketat, ia khawatir pasar domestik hanya akan menjadi tempat pembuangan surplus produksi negara lain. Ia menilai evaluasi sistem perizinan dan pengawasan harus dilakukan menyeluruh, termasuk menindak tegas importir yang sengaja memanipulasi dokumen asal barang.

Selain pengetatan pintu masuk, ia mendorong pemerintah memberi insentif fiskal dan nonfiskal bagi industri baja lokal agar mampu bersaing sehat menghadapi Serbuan Baja Impor China. Skema seperti penyesuaian bea masuk, kemudahan akses energi, dan pembiayaan investasi dianggap penting untuk menekan biaya produksi tanpa menurunkan kualitas. Ia juga meminta proyek strategis nasional mengutamakan penggunaan baja dalam negeri, sehingga permintaan tetap terjaga di tengah ketidakpastian global. Menurut Asep, kebijakan yang konsisten akan memberi sinyal kuat bahwa negara hadir melindungi pelaku usaha domestik. Tanpa langkah afirmatif tersebut, ia khawatir industri baja hanya akan menjadi penonton di negeri sendiri dan menyisakan masalah sosial di berbagai daerah industri.

Baca juga : Eko Patrio China, Publik Kritik di Tengah Demo

Serbuan Baja Impor China juga dinilai berpotensi mengganggu agenda hilirisasi dan nilai tambah di dalam negeri. Industri baja yang lemah akan menyulitkan pemerintah mencapai target pembangunan infrastruktur yang mengandalkan pasokan stabil dan harga yang wajar. Jika produsen lokal terus ditekan, ruang untuk investasi teknologi baru dan peningkatan efisiensi akan semakin sempit. Dalam jangka panjang, Indonesia bisa kehilangan kesempatan membangun rantai pasok baja yang kuat dari hulu ke hilir. Ia menegaskan, ketahanan industri baja akan menentukan seberapa jauh Indonesia mampu berdiri mandiri di tengah persaingan global.

Karena itu, Asep Wahyuwijaya meminta pemerintah menjadikan persoalan ini sebagai peringatan dini untuk memperkuat daya saing sebelum ketergantungan pada Serbuan Baja Impor China terlambat dibendung. Ia menilai dialog antara pemerintah, pelaku industri, dan serikat pekerja perlu digelar secara terbuka agar kebijakan yang diambil tidak hanya berpihak pada konsumen jangka pendek, tetapi juga menjaga keberlanjutan usaha. Langkah diplomasi dagang dengan China, Korea, dan Jepang tetap diperlukan, namun harus berjalan seiring dengan upaya menjaga ruang hidup industri nasional. Dengan kombinasi pengawasan, insentif, dan strategi jangka panjang yang jelas, ia yakin Indonesia mampu keluar dari tekanan impor dan kembali menjadikan sektor baja sebagai ibu dari segala industri.

Leave A Comment

Create your account