Sindikat Polisi China di Lampung Sasar Lansia

November 8, 2025
Sindikat Polisi China di Lampung Sasar Lansia

Sindikat Polisi China di Lampung terungkap setelah polisi menelusuri jaringan penipuan online yang beroperasi dari sebuah rumah mewah di Bandar Lampung. Para pelaku menargetkan korban lansia dengan menyaru sebagai aparat penegak hukum dari Tiongkok, memanfaatkan ketakutan korban untuk menguras dana. Penindakan berujung pada pengamanan 27 WN China, sementara polisi memetakan alur komunikasi, perangkat digital, dan rekening yang dipakai untuk menipu.

Di tahap awal, penyidik menjelaskan skema lintas negara ini melibatkan peran operator, handler, dan perekrut. Lokasi di Bandar Lampung dipilih karena akses logistik dan konektivitas internet yang stabil. Sindikat Polisi China diyakini beroperasi bergelombang, memindahkan markas ketika tekanan meningkat. Koordinasi dengan Imigrasi diperlukan untuk menertibkan izin tinggal, menelusuri sponsor, dan menimbang opsi deportasi setelah proses hukum berjalan.

Modus Operandi dan Target Korban

Modus yang dipakai adalah scare tactic: pelaku menelpon korban, mengaku sebagai polisi Tiongkok, lalu menuduh korban terlibat perkara kejahatan siber. Korban diminta mentransfer dana ke “rekening aman” sambil diancam akan ditangkap, paspor diblokir, atau kerabatnya diperiksa. Percakapan direkam untuk menekan psikologis, sementara pelaku menyiapkan skrip percakapan dan spoofing nomor agar tampak resmi. Dalam banyak kasus, Sindikat Polisi China mengiringi ancaman dengan instruksi panjang agar korban tidak sempat berkonsultasi.

Target utama adalah lansia yang cenderung patuh pada otoritas dan kurang familier dengan verifikasi digital. Pelaku memancing kepanikan dengan menyisipkan detail pribadi dari data leak atau media sosial. Peringatan yang kini digaungkan aparat menekankan tiga langkah sederhana: putus sambungan, lakukan panggilan balik ke nomor resmi institusi, dan laporkan ke polisi setempat. Edukasi keluarga penting, sebab Sindikat Polisi China memanfaatkan momen ketika korban sendirian dan sedang cemas.

Baca juga : Polisi China Bergabung Amankan Wisatawan Tiongkok di Kroasia

Polisi mengungkap jaringan melalui pelacakan transaksi dan digital forensics pada perangkat yang disita. Jejak komunikasi mengarah ke pola kerja bergiliran, di mana operator mengganti shift dan mematuhi skrip ancaman yang seragam. Unit cyber berkoordinasi dengan Imigrasi untuk menertibkan dokumen keimigrasian, sementara kerja sama internasional dibuka guna menelusuri perintah dari luar negeri. Dalam rilis awal, aparat menekankan bahwa Sindikat Polisi China memodifikasi taktik sesuai respons publik.

Masyarakat diminta meningkatkan literasi keamanan: jangan pernah mengirim OTP, membagikan PIN, atau menginstal aplikasi kendali jarak jauh atas perintah penelepon. Verifikasi selalu dilakukan melalui kanal resmi, hindari transfer ke rekening perseorangan, dan ajak keluarga berdiskusi sebelum mengambil keputusan. Simpan bukti percakapan, tangkapan layar, dan resi transaksi untuk memudahkan pelaporan. Kepolisian membuka kanal aduan terpadu agar korban tertangani cepat dan Sindikat Polisi China tidak terus memanen korban baru.

Leave A Comment

Create your account