Putin Desak Rusia Genjot Mesin Roket Pasca China
genjot mesin roket menjadi pesan tegas Presiden Vladimir Putin setelah pulang dari lawatan ke China awal September 2025. Dalam kunjungannya ke biro desain Kuznetsov di Samara, ia menegaskan Rusia harus mempercepat produksi mesin roket pendorong dan mesin pesawat baru PD-26. Dorongan ini muncul di tengah tekanan sanksi Barat yang membatasi akses komponen impor. Putin menekankan bahwa kemandirian teknologi adalah kunci agar Rusia tetap memiliki posisi kompetitif dalam industri kedirgantaraan global.
Selain pengembangan mesin roket, Putin juga menggarisbawahi perlunya percepatan proyek PD-26 untuk mendukung armada transportasi udara, baik militer maupun sipil. Upaya ini diiringi strategi energi lewat proyek jalur gas Power of Siberia 2 yang memperkuat kerja sama dengan China. Dengan pendekatan terpadu, genjot mesin roket bukan hanya soal antariksa, tetapi juga bagian dari strategi ekonomi dan geopolitik Rusia.
Modernisasi Industri dan Proyek PD-26
Putin menilai modernisasi jalur produksi mesin roket adalah keharusan. Mesin booster yang diproduksi di Samara diharapkan menopang program satelit, rudal, hingga misi antariksa sipil. Dengan sanksi membatasi impor, Rusia mendorong substitusi lokal dan peningkatan kapasitas teknis. Modernisasi pabrik ditargetkan menciptakan ekosistem industri yang lebih efisien, dengan standar keselamatan dan daya tahan tinggi.
Selain roket, mesin PD-26 menjadi sorotan utama. Mesin ini dirancang untuk pesawat berbadan lebar dan pesawat transportasi militer. Putin mendesak agar riset, uji coba, hingga produksi massal dipercepat. Langkah tersebut bertujuan mengurangi ketergantungan pada mesin asing serta memperkuat kedaulatan teknologi dalam negeri. Perintah genjot mesin roket dan PD-26 dianggap sinyal kuat bahwa Rusia menempatkan industri dirgantara sebagai sektor strategis yang harus dilindungi dan dikembangkan meski dalam situasi tekanan global.
Di sisi lain, proyek energi Power of Siberia 2 ke China memberikan dukungan finansial dan diplomatik untuk menopang ambisi industri kedirgantaraan. Keterkaitan antara teknologi mesin roket dan energi memperlihatkan strategi integratif Rusia: menjaga ketahanan ekonomi sekaligus membangun pijakan teknologi global.
Baca juga : Putin Kecam Trump Soal Sikap ke China dan India
Meski ambisi besar dicanangkan, tantangan tetap ada. Sanksi Barat menutup akses komponen vital, memaksa industri lokal mencari solusi substitusi yang lebih rumit. Hal ini membuat biaya riset meningkat dan jadwal produksi bisa meleset. Namun, Putin menegaskan Rusia sudah terbukti mampu berinovasi dalam mesin energi, sehingga keyakinan serupa diterapkan pada industri antariksa.
Secara geopolitik, program genjot mesin roket dilihat sebagai upaya menjaga status Rusia di antara kekuatan besar dunia. Bagi Kremlin, kemandirian teknologi tidak hanya tentang prestasi industri, tetapi juga soal kedaulatan nasional. Dengan memperkuat mesin roket dan PD-26, Rusia ingin memastikan dirinya tetap relevan dalam perlombaan teknologi global, meski hubungan dengan Barat memburuk. Jika rencana berjalan sesuai target, industri antariksa Rusia bisa memasuki fase kebangkitan baru yang lebih mandiri, kokoh, dan berdaya saing tinggi.