Ketegangan China dengan Barat Meningkat Tajam

Hubungan internasional kembali diuji dengan meningkatnya ketegangan China dengan Barat yang melibatkan Jerman dan Selandia Baru. Beijing mendapat kritik tajam dari Berlin setelah Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul, menyebut aktivitas China di Selat Taiwan dan Laut China Selatan sebagai ancaman bagi keamanan internasional. Menurutnya, wilayah itu sangat vital bagi jalur perdagangan global yang juga menopang ekonomi Eropa.
Sementara itu, Selandia Baru juga melontarkan tudingan serius terhadap China terkait aktivitas intelijen dan dugaan campur tangan asing. Beijing membantah keras tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai fitnah politik. Polemik ini menegaskan bahwa ketegangan China dengan Barat semakin melebar, tidak hanya di ranah militer tetapi juga dalam isu keamanan siber dan diplomasi internasional.
Kritik Jerman atas Sengketa Laut China Selatan
Pernyataan keras Menteri Luar Negeri Jerman menjadi sorotan dunia. Ia menilai meningkatnya aktivitas militer China di Laut China Selatan bukan hanya mengancam stabilitas Asia, tetapi juga merusak tatanan hukum internasional. Jalur perdagangan yang melintasi wilayah tersebut disebut vital bagi keberlangsungan ekonomi global, termasuk bagi Jerman dan Eropa.
China menanggapi dengan peringatan keras kepada Berlin agar tidak ikut memperkeruh situasi. Beijing menyebut Jerman telah berupaya menghasut konfrontasi dan menambah eskalasi. Kondisi ini semakin mempertegas ketegangan China dengan Barat yang berpotensi menambah gesekan geopolitik.
Selain isu Laut China Selatan, Jerman juga menyinggung keterlibatan China dalam mendukung Rusia di tengah perang Ukraina. Dukungan ekonomi dan logistik Beijing terhadap Moskow dinilai memperburuk keamanan regional. Situasi tersebut memperlihatkan bahwa konflik di Eropa dapat berkaitan erat dengan stabilitas di Asia.
Tidak hanya Jerman, Selandia Baru juga memperburuk situasi dengan menuding China sebagai aktor paling aktif dalam praktik campur tangan asing. Badan intelijen Selandia Baru menyebut Beijing menggunakan organisasi kedok untuk memengaruhi dinamika politik dalam negeri mereka.
Baca juga : Xi Janji Tidak Menyerang Taiwan Saat Trump Presiden
Kedutaan Besar China di Wellington segera membantah tudingan tersebut. Mereka menyebut pernyataan itu sebagai fitnah yang telah dikemas ulang dan ditujukan untuk merusak citra Beijing. Meski begitu, pemerintah Selandia Baru menegaskan bahwa laporan tersebut didasarkan pada penilaian ancaman tahunan yang serius.
Kasus ini menambah daftar panjang ketegangan China dengan Barat. Dengan situasi yang semakin memanas, banyak pihak khawatir bahwa Indo-Pasifik akan menjadi episentrum baru persaingan geopolitik global. Stabilitas kawasan kini bergantung pada sejauh mana semua pihak mampu menahan diri dan mengedepankan jalur diplomasi.