Rupiah Melemah di Atas Rp16.100, Tekanan Dolar AS Masih Kuat

Nilai tukar rupiah hari ini menunjukkan tren pelemahan terhadap dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat, 15 Agustus 2025, nilai tukar rupiah hari ini dibuka melemah 31 poin atau 0,19 persen menjadi Rp16.146 per dolar AS. Sementara data pasar spot mencatat pelemahan hingga 54 poin atau 0,34 persen di level Rp16.169 per dolar AS.
Bank Indonesia melalui kurs referensi JISDOR juga melaporkan angka serupa, yakni di level Rp16.162 per dolar AS. Kondisi ini menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah hari ini masih berada dalam tekanan, dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun domestik.
Faktor eksternal yang dominan adalah penguatan dolar AS akibat data inflasi produsen Amerika Serikat yang masih tinggi, sehingga memperkecil peluang pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve dalam waktu dekat. Di sisi lain, pasar juga merespons pidato Presiden Prabowo terkait Nota Keuangan APBN 2026 yang memberi sinyal kebijakan fiskal di tahun depan.
Sentimen Global Tekan Rupiah
Pergerakan nilai tukar rupiah hari ini tak lepas dari kondisi pasar global. Dolar AS cenderung menguat setelah rilis data inflasi produsen yang melampaui ekspektasi, membuat pelaku pasar menunda ekspektasi penurunan suku bunga. Indeks dolar AS berada di kisaran 98,1, mengindikasikan permintaan yang kuat terhadap mata uang tersebut.
Selain itu, ketidakpastian geopolitik di beberapa kawasan dunia turut memicu investor beralih ke aset aman seperti dolar AS. Mata uang Asia lainnya juga mengalami pelemahan, meskipun beberapa mendapat dukungan dari rencana pelonggaran kebijakan moneter bank sentral masing-masing.
Dari dalam negeri, pelaku pasar masih mencermati arah kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi. Pidato Presiden Prabowo yang menyoroti penguatan sektor fiskal disambut positif, namun belum cukup kuat mengimbangi tekanan eksternal terhadap nilai tukar rupiah hari ini.
Analis memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini berpotensi bergerak di kisaran Rp16.140 hingga Rp16.200 per dolar AS dalam jangka pendek. Jika sentimen global membaik dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed menguat, rupiah berpeluang untuk menguat secara bertahap.
Baca juga : Rupiah Melemah Tunggu Gencatan Senjata AS-China
Namun, apabila inflasi AS kembali meningkat atau ketidakpastian global bertambah, maka tekanan terhadap rupiah akan semakin besar. Bank Indonesia kemungkinan akan tetap melakukan intervensi di pasar valas untuk menjaga stabilitas nilai tukar.
Dalam jangka menengah, dukungan terhadap rupiah akan datang dari kinerja neraca perdagangan yang positif serta aliran investasi asing. Meski demikian, pelaku pasar tetap disarankan waspada terhadap faktor risiko eksternal yang dapat memengaruhi nilai tukar rupiah hari ini.