IHSG Mendatar Perpanjangan Negosiasi AS-China
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis pada perdagangan Selasa, namun pergerakannya diperkirakan akan tetap terbatas. Tren IHSG mendatar perpanjangan negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China menjadi faktor utama yang memengaruhi sentimen pasar hari ini.
IHSG dibuka naik 53,68 poin atau 0,71 persen ke level 7.659,61, sedangkan indeks LQ45 menguat 0,48 persen ke 803,40. Meskipun ada kenaikan di pembukaan, analis memprediksi ruang penguatan akan terbatas seiring sikap hati-hati investor yang menunggu perkembangan terbaru dari negosiasi perdagangan dua raksasa ekonomi dunia tersebut.
Perpanjangan gencatan senjata tarif hingga pertengahan November 2025 membuat pelaku pasar cenderung menahan diri. Kondisi ini memicu pergerakan pasar yang cenderung sideways, dengan volume transaksi yang lebih selektif.
Sentimen Global dan Data Ekonomi
Analis pasar menilai IHSG mendatar perpanjangan negosiasi AS-China karena minimnya kepastian arah kebijakan dagang. Pelaku pasar juga memantau rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat, yakni Indeks Harga Konsumen (CPI) yang dijadwalkan keluar hari ini, serta Indeks Harga Produsen (PPI) yang akan dirilis pada Kamis.
Data inflasi tersebut akan menjadi acuan utama bagi Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan arah suku bunga. Jika inflasi menunjukkan tanda perlambatan, pasar akan menilai peluang penurunan suku bunga lebih besar, yang bisa menjadi katalis positif bagi aset berisiko, termasuk pasar saham Indonesia.
Selain itu, perkembangan geopolitik dan kebijakan moneter global turut membentuk pola pergerakan IHSG. Ketidakpastian yang masih membayangi membuat investor cenderung menjaga portofolio mereka pada level aman sambil menunggu momen yang lebih jelas untuk masuk ke pasar.
Dari dalam negeri, data Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2025 menunjukkan pertumbuhan 1,3 persen secara tahunan (yoy), meski lebih rendah dari 1,9 persen yoy pada Mei. Namun, data ini tetap memberi sinyal positif bahwa daya beli masyarakat masih terjaga.
Ekspektasi pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI) juga menjadi salah satu faktor yang membantu menjaga IHSG mendatar perpanjangan negosiasi global. Langkah BI dalam merespons dinamika global akan menjadi perhatian utama investor dalam beberapa pekan ke depan.
Dengan kombinasi sentimen global dan faktor domestik, prospek IHSG dalam jangka pendek diperkirakan tetap stabil. Investor disarankan untuk mencermati rilis data ekonomi dan perkembangan negosiasi dagang AS-China sebelum mengambil keputusan besar di pasar. Strategi trading jangka pendek dengan fokus pada saham-saham berfundamental kuat menjadi opsi terbaik di tengah kondisi pasar yang belum pasti.