Rusia Alihkan Ekspor Minyak ke China usai India Mundur

Agustus 8, 2025
Rusia Alihkan Ekspor Minyak ke China usai India Mundur

Rusia tengah mengalihkan jalur ekspor minyak Rusia ke China setelah India, salah satu pembeli utama minyak Urals, mengurangi pembeliannya menyusul sanksi dagang baru dari Amerika Serikat. Bloomberg melaporkan pada 8 Agustus bahwa produsen minyak Rusia kini sedang berupaya menjual minyak Urals ke kilang-kilang China untuk pengiriman Oktober dari pelabuhan barat Rusia.

Menurut sumber perdagangan yang dikutip Bloomberg, perusahaan-perusahaan seperti Litasco—lengan dagang utama dari Lukoil—menawarkan minyak mentah Rusia ke kilang milik negara dan swasta China dengan diskon harga sebesar US$1 per barel dibanding harga sebelumnya. Langkah ini merupakan bagian dari strategi cepat Rusia untuk mencari pasar alternatif setelah ekspor ke India terhambat.

Sebelumnya, India telah meningkatkan impor ekspor minyak Rusia secara signifikan sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai, dengan peningkatan lebih dari dua puluh kali lipat. Namun, aliran ekspor ini terganggu ketika Presiden Donald Trump menandatangani kebijakan tarif sebesar 25% terhadap barang-barang India sebagai respons terhadap kerja sama energi New Delhi dengan Moskow.

Diskon Besar Demi Tarik Minat Kilang China

Diskon harga yang ditawarkan menunjukkan keseriusan Rusia dalam mempertahankan volume penjualannya di tengah tekanan geopolitik. Litasco dan para pedagang lain yang memiliki koneksi dengan Moskow kini berfokus penuh menjajaki kontrak jangka pendek dengan China, yang saat ini menjadi satu dari sedikit negara besar yang masih terbuka terhadap ekspor minyak Rusia.

Walaupun China telah menjadi mitra penting dalam perdagangan energi global Rusia, lonjakan pasokan akibat berkurangnya pembeli India dapat menyebabkan tekanan baru terhadap harga minyak di pasar Asia. Kilang-kilang di China pun mendapat kesempatan langka untuk memperoleh pasokan dengan harga lebih murah di tengah ketidakpastian pasokan global.

Langkah India untuk mengurangi pembelian minyak Rusia merupakan dampak langsung dari tekanan Amerika Serikat, khususnya di bawah pemerintahan Trump yang menerapkan pendekatan keras terhadap negara-negara yang masih menjalin kerja sama energi dengan Moskow. Tarif 25% tersebut menambah beban pada India dan memaksanya mencari alternatif sumber energi lain yang lebih aman dari tekanan sanksi.

Baca juga : China-Rusia Bangkitkan Misi Arktik Demi Ambisi Kutub

Rusia pun kini memperkuat hubungannya dengan China sebagai solusi jangka pendek maupun menengah untuk mempertahankan stabilitas ekspor. Situasi ini menandai perubahan besar dalam peta perdagangan energi global, dengan ekspor minyak Rusia berpotensi bergeser secara permanen ke Asia Timur.

Langkah cepat Moskow menunjukkan fleksibilitas mereka di tengah isolasi ekonomi dari Barat. Namun, masih menjadi tanda tanya apakah pasar China mampu menyerap semua limpahan pasokan ekspor minyak Rusia dalam jangka panjang tanpa menimbulkan ketidakseimbangan harga dan logistik di kawasan.

Leave A Comment

Create your account