Tomat Adalah Nenek Moyang Kentang, Kata Ilmuwan China

Agustus 3, 2025
Tomat Adalah Nenek Moyang Kentang, Kata Ilmuwan China

Sebuah studi kolaboratif lintas negara mengungkap asal-usul mengejutkan dari salah satu tanaman pangan terpenting di dunia: kentang. Menurut penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh tim ilmuwan dari Tiongkok, Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat, kentang modern (Solanum tuberosum) ternyata berasal dari hibridisasi alami antara dua spesies tumbuhan purba, salah satunya adalah nenek moyang tomat.

Melalui analisis genomik terhadap lebih dari 450 varietas kentang dan 56 spesies Solanum liar, para peneliti menyimpulkan bahwa proses hibrida ini terjadi sekitar 9 juta tahun lalu di Amerika Selatan, khususnya kawasan Andes. Temuan ini mengubah pandangan evolusioner tentang bagaimana tanaman umbi-umbian bisa berkembang dari tanaman buah seperti tomat.

Hasil riset dipublikasikan dalam jurnal bergengsi Cell, dan dinilai sebagai salah satu pencapaian penting dalam memahami proses hibridisasi spesies yang berkontribusi besar terhadap evolusi tanaman pangan dunia.

Gen Tomat Picu Evolusi Umbi Kentang

Penelitian menunjukkan bahwa gen SP6A yang ditemukan dalam tomat purba berperan penting dalam memicu pembentukan umbi pada tanaman hasil hibrida. Gen ini bekerja sebagai sinyal untuk menyimpan energi dalam bentuk pati di bawah tanah. Di sisi lain, Etuberosum—spesies tanaman yang tidak menghasilkan buah—menyumbang gen IT1 yang mengendalikan pembentukan akar umbi.

Gabungan dari dua gen tersebut menciptakan sistem pertahanan adaptif yang memungkinkan tanaman bertahan dalam kondisi iklim pegunungan Andes yang ekstrem. Hasilnya adalah spesies baru bernama Petota, nenek moyang langsung dari kentang yang kita kenal saat ini.

Temuan ini juga memperkuat bukti bahwa proses hibridisasi alami bukan sekadar penyimpangan genetik, melainkan mesin evolusi yang kuat. Lewat kombinasi gen unik ini, kentang mampu berkembang menjadi tanaman dengan sistem reproduksi vegetatif dan efisien dalam menyimpan energi.

Baca juga : China Waspadai Elite Teknologi AS di Era Trump 2.0

Penemuan ini membuka jalan bagi pengembangan teknologi pertanian masa depan. Para ilmuwan kini mulai meneliti kemungkinan menyisipkan gen pembentuk umbi ke dalam tanaman tomat modern. Jika berhasil, bisa saja di masa depan kita akan menemukan tomat yang tidak hanya berbuah di atas tanah, tetapi juga membentuk umbi di bawahnya.

Selain itu, dengan memahami struktur genetik dan sejarah evolusi kentang, para peneliti dapat mengembangkan varietas baru yang lebih tahan terhadap penyakit, perubahan iklim, dan meningkatkan produksi dengan efisiensi tinggi. Bahkan, kentang hasil rekayasa dapat diperbanyak melalui biji, bukan lagi umbi, sehingga memudahkan distribusi benih dalam skala global.

Leave A Comment

Create your account