Investor China Bangun Pabrik Kelapa Rp1,6 Triliun di RI

Langkah strategis dalam sektor hilirisasi kembali dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui kerja sama dengan Tiongkok. Baru-baru ini, investor China bangun pabrik kelapa di Indonesia dengan nilai investasi mencapai US$100 juta, atau sekitar Rp1,6 triliun. Proyek ini diresmikan oleh Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, sebagai bagian dari komitmen Indonesia memperkuat industri hilir perkebunan.
Pembangunan pabrik hilirisasi ini merupakan bentuk nyata dari upaya pemerintah untuk tidak lagi hanya mengekspor bahan mentah, tetapi mengolah komoditas langsung di dalam negeri. Selama ini, kelapa Indonesia lebih banyak diekspor dalam bentuk utuh ke pasar internasional, khususnya Tiongkok. Dengan adanya pabrik ini, berbagai produk turunan seperti minyak kelapa, serabut, karbon aktif, hingga santan dalam kemasan bisa dihasilkan langsung dari dalam negeri.
Rosan menegaskan bahwa proyek tersebut dikembangkan oleh salah satu perusahaan pengolah kelapa terbesar di dunia. Ia juga menambahkan bahwa ini baru tahap awal dan ke depannya, investasi serupa akan dilakukan di beberapa daerah lain di Indonesia, tergantung pada ketersediaan bahan baku dan kesiapan daerah.
Nilai Tambah bagi Ekonomi Lokal
Pabrik ini diperkirakan akan menyerap tenaga kerja lokal dan meningkatkan pendapatan petani. Proses hilirisasi kelapa di dalam negeri dapat menaikkan nilai jual produk hingga 3 kali lipat dibanding ekspor mentah. Maka dari itu, investor China bangun pabrik kelapa ini menjadi angin segar bagi pelaku UMKM di sekitar wilayah operasional pabrik.
Tidak hanya membuka lapangan kerja, proyek ini juga membawa dampak ekonomi lanjutan seperti peningkatan permintaan logistik, distribusi, dan kebutuhan bahan baku dari petani kelapa lokal. Pemerintah juga mengarahkan agar industri besar ini melibatkan koperasi serta komunitas petani dalam skema kemitraan, guna menjamin distribusi manfaat yang merata.
Pemerintah menargetkan proyek ini akan beroperasi penuh dalam dua tahun ke depan. Selama masa konstruksi, pemerintah daerah diminta memberikan dukungan penuh dalam hal perizinan, penyediaan lahan, dan fasilitasi tenaga kerja. Rosan juga menekankan pentingnya pabrik ini untuk mengurangi ketergantungan ekspor bahan mentah serta memperkuat rantai pasok nasional.
Investasi dari China ini dianggap sebagai bukti bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan utama investasi asing, terutama di sektor hilirisasi pertanian dan perkebunan. Pemerintah melihat sektor kelapa sebagai potensi besar, seiring tren global akan produk alami dan turunannya yang terus meningkat.
Baca juga : Ana/Tiwi Dibidik Tembus Semifinal China Open 2025
Selain itu, strategi hilirisasi kelapa juga sejalan dengan prioritas Presiden Joko Widodo dalam membangun industri berbasis sumber daya alam secara berkelanjutan. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia juga fokus pada hilirisasi nikel, bauksit, dan crude palm oil (CPO). Kini, kelapa menjadi fokus baru yang diharapkan ikut memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.
Dengan keberadaan pabrik baru tersebut, diharapkan ekspor Indonesia tidak lagi berbasis volume mentah, melainkan produk jadi dengan nilai ekonomi yang tinggi. Pemerintah juga berkomitmen menjaga keberlanjutan proyek dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial, termasuk pengawasan ketat terhadap proses produksi.