OPEC Yakini Ekonomi China, Optimis Hubungan Energi Global

Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Haitham Al Ghais, menegaskan keyakinannya terhadap kekuatan ekonomi China, yang dinilai solid dan memiliki perencanaan matang untuk menopang pertumbuhan jangka panjang. Pujian ini ia sampaikan dalam pidato pembukaan Seminar Internasional OPEC ke‑9 di Wina, Austria, pada 9 Juli 2025.
Pernyataan Al Ghais bukan hanya sebuah sambutan diplomatis, tetapi mencerminkan kepercayaan OPEC pada peran penting China sebagai salah satu konsumen energi terbesar di dunia. Dalam wawancara dengan media Xinhua yang dikutip Antara, Al Ghais menyebut hubungan OPEC dan China “sangat baik” dan dijalankan melalui pertemuan tahunan tingkat tinggi dan dialog teknis yang membahas transisi energi, investasi, serta perkembangan teknologi dalam sektor migas.
Optimisme Al Ghais sejalan dengan laporan OPEC pada Juni 2025 yang menunjukkan ekonomi China tetap tumbuh stabil, meski menghadapi tekanan eksternal seperti kebijakan tarif dari Amerika Serikat. Ekspor yang kuat dan konsumsi domestik yang tinggi menjadi penopang utama ketahanan ekonomi negeri Tirai Bambu.
Ekonomi China Dinilai Solid dan Terencana
Haitham Al Ghais menyebut struktur ekonomi China memiliki perencanaan yang solid dan sistem pemantauan yang sangat baik. Menurutnya, kemampuan China dalam memproyeksikan dan memprediksi arah ekonominya menjadi salah satu alasan OPEC menaruh kepercayaan besar terhadap masa depan kerja sama energi dengan negara tersebut.
Pengalaman Al Ghais selama empat tahun bekerja di Beijing memberikan sudut pandang unik mengenai transformasi ekonomi China. Ia menyaksikan langsung bagaimana China berupaya menyeimbangkan pertumbuhan ekonominya sambil mendorong energi terbarukan. Selain menjadi pasar penting bagi ekspor minyak, China juga mulai menjadi investor besar dalam proyek energi di negara-negara anggota OPEC.
Sebaliknya, beberapa negara OPEC kini aktif berinvestasi di sektor energi hilir di China, khususnya pembangunan kilang minyak dan infrastruktur petrokimia. Menurut Al Ghais, hubungan timbal balik semacam ini menjadi pilar penting untuk memastikan keberlangsungan pasokan energi global di tengah berbagai tantangan geopolitik dan transisi menuju energi bersih.
Tantangan Energi dan Harapan Masa Depan
Meskipun nada pidato Al Ghais penuh optimisme, ia tak menutup mata terhadap dua tantangan besar yang masih membayangi industri energi dunia. Pertama, kekurangan investasi di sektor energi yang dapat berdampak pada keterjangkauan dan keberlanjutan pasokan. Kedua, isu “kemiskinan energi” yang masih menjadi kenyataan di banyak kawasan dunia, termasuk di negara berkembang.
Menurut laporan OPEC, meskipun permintaan energi di China diprediksi akan tetap tumbuh, transisi ke energi terbarukan juga berjalan sangat cepat. Salah satu contohnya adalah pengembangan gas alam lepas pantai terbesar di China, yang dioperasikan penuh oleh China National Offshore Oil Corporation (CNOOC). Proyek ini memperlihatkan bahwa China tidak hanya menjadi konsumen energi fosil, tetapi juga pelaku penting dalam transformasi energi global.
Al Ghais menggarisbawahi bahwa OPEC siap mendukung China dalam memastikan keamanan energi sambil membantu negara tersebut mencapai target rendah emisi. Ia juga menekankan pentingnya investasi berkelanjutan agar dunia terhindar dari krisis pasokan energi yang bisa berdampak pada ekonomi global.
Optimisme Hubungan OPEC-China
Keyakinan OPEC terhadap ekonomi China menunjukkan betapa pentingnya posisi Beijing dalam peta energi global. Dengan ekonomi yang terus tumbuh dan strategi energi yang semakin terintegrasi, China menjadi mitra strategis bagi OPEC bukan hanya sebagai pembeli minyak, tetapi juga sebagai investor dan mitra transformasi menuju energi bersih.
Baca Juga : Trump Larang Investor China Beli Lahan Pertanian di AS
Ke depan, hubungan OPEC-China diperkirakan akan semakin erat, terutama dalam menghadapi tantangan transisi energi global dan kebutuhan akan pasokan energi yang stabil. Baik OPEC maupun China memiliki kepentingan bersama untuk memastikan pasar energi dunia tetap kondusif, terjangkau, dan berkelanjutan.
Pernyataan Al Ghais di Wina menjadi sinyal penting bahwa kerja sama strategis antara OPEC dan China akan terus berkembang, seiring dunia bergerak ke era energi yang lebih hijau dan efisien.