Apple Waspadai Gangguan pada Penjualan iPhone di China Paruh Kedua 2025

Apple menghadapi tekanan baru di pasar China. Menurut laporan dari Counterpoint Research dan South China Morning Post (SCMP), penjualan iPhone di China diprediksi akan menurun pada semester kedua 2025. Faktor ekonomi domestik yang lesu, siklus produk yang stagnan, dan dominasi kompetitor lokal seperti Huawei disebut menjadi penyebab utamanya.
Siklus Produk iPhone 16 Mulai Lesu
Apple mencatat pertumbuhan pada kuartal kedua tahun ini, terutama berkat peluncuran iPhone 16. Namun demikian, analis memperkirakan bahwa momentum tersebut tidak akan bertahan lama. Permintaan konsumen mulai menurun karena model iPhone terbaru dianggap kurang membawa inovasi berarti.
“Siklus upgrade dari konsumen terlihat melambat, terutama karena model iPhone saat ini tidak cukup menggoda untuk ditingkatkan,” ujar seorang analis Counterpoint yang dikutip SCMP.
Akibatnya, penjualan iPhone di China berisiko jatuh pada periode Juli–Desember 2025.
Huawei Jadi Pesaing Terbesar di Segmen Premium
Bukan hanya persoalan internal, Apple juga menghadapi tekanan eksternal yang semakin besar. Huawei, yang telah bangkit dari sanksi AS, kini menguasai pangsa pasar premium dengan peluncuran produk flagship yang agresif dan didukung sentimen nasionalisme konsumen China.
Strategi Huawei mencakup:
- Peningkatan fitur fotografi dan AI
- Peluncuran Mate 60 dan seri terbaru
- Promosi besar-besaran di platform digital lokal
Alhasil, Huawei tak hanya menekan harga pasar tetapi juga mencuri minat konsumen potensial Apple.
Dampak Langsung ke Strategi Apple
Apple telah mencoba berbagai cara untuk mempertahankan daya saingnya di Tiongkok. Beberapa langkah yang ditempuh antara lain:
- Diskon besar-besaran di situs e-commerce seperti JD.com dan Tmall
- Penyesuaian harga di toko fisik
- Penawaran bundling dengan perangkat lain
Namun demikian, respons pasar masih belum sepenuhnya positif. Konsumen, khususnya dari generasi muda, lebih tertarik pada merek lokal yang dinilai menawarkan value lebih tinggi.
Analis pasar menyebutkan bahwa konsumen di China kini lebih rasional dan cenderung menimbang aspek fungsional serta harga dibandingkan brand prestige semata.
“Dulu iPhone adalah simbol status. Sekarang, performa, kamera, dan daya tahan baterai menjadi pertimbangan utama,” jelas seorang pakar teknologi dari Shanghai.
Hal ini menunjukkan bahwa Apple harus menyesuaikan strategi pasar, tidak hanya mengandalkan loyalitas merek.
Apa yang Bisa Dilakukan Apple?
Untuk menjaga posisinya di China, Apple kemungkinan besar harus melakukan langkah-langkah seperti:
- Mempercepat inovasi produk, khususnya integrasi AI dan teknologi lokal.
- Meningkatkan pengalaman pelanggan, seperti layanan purna jual dan trade-in device.
- Menggandeng partner lokal, untuk mengoptimalkan distribusi dan promosi yang lebih tepat sasaran.
Dengan populasi pengguna smartphone terbesar di dunia, pasar China tetap sangat penting bagi ekosistem Apple. Namun, persaingan yang semakin kompetitif menuntut pendekatan baru.
Penjualan iPhone di China menjadi barometer penting bagi kinerja global Apple. Jika tren penurunan ini tidak segera diatasi, bukan tidak mungkin pangsa pasar Apple di Tiongkok akan semakin tergerus oleh brand lokal seperti Huawei, Xiaomi, dan Honor yang kian inovatif dan agresif.