Zhang Junqiao, Dokter Tiongkok yang Gugur Selamatkan Wanita Tenggelam di Tanzania
Pengorbanan Seorang Dokter untuk Kemanusiaan
Pada 15 Juni 2025, dunia menyaksikan aksi heroik yang menggugah hati dari seorang dokter asal Tiongkok, Zhang Junqiao, yang meninggal saat menyelamatkan seorang wanita yang hampir tenggelam di perairan dekat Dar es Salaam, Tanzania. Kejadian ini tidak hanya menyentuh hati rakyat Tiongkok dan Tanzania, tetapi juga memperkuat citra positif kerja sama internasional di bidang kesehatan.
Siapa Zhang Junqiao?
Zhang Junqiao (38 tahun) adalah seorang dokter anestesiologi yang memimpin tim medis Tiongkok ke-27 di Tanzania. Ia ditempatkan di Muhimbili National Hospital, rumah sakit rujukan utama di Tanzania.
Sebagai tenaga medis, Zhang dikenal berintegritas tinggi dan inovatif. Ia memperkenalkan sejumlah teknologi modern seperti:
- Video laryngoscopy
- Ultrasound-guided nerve block
- Pelatihan intensif untuk teknisi dan perawat lokal
Dedikasinya membuat banyak tenaga medis lokal di Tanzania lebih terlatih dalam menangani pasien kritis, khususnya dalam bidang anestesi.
Kronologi Aksi Penyelamatan
Pada Hari Ayah, 15 Juni 2025, Zhang sedang berada di wilayah pesisir Dar es Salaam bersama rekan-rekannya. Ketika melihat seorang wanita asing berjuang melawan arus dan hampir tenggelam, ia tanpa ragu melompat ke laut untuk menyelamatkannya.
Dalam aksinya:
- Zhang berhasil membuat wanita tersebut tetap mengapung.
- Ia membantu memakaikan jaket pelampung kepada korban.
- Namun saat berusaha kembali ke perahu, arus kuat menyeretnya hingga tenggelam.
Rekan-rekannya mencoba menolong, namun nyawanya tidak tertolong. Wanita yang ia selamatkan berhasil selamat berkat tindakan cepat Zhang.
Upacara Penghormatan di Tanzania
Pada 20 Juni 2025, lebih dari 300 orang berkumpul di halaman depan Muhimbili National Hospital untuk memberikan penghormatan terakhir. Mereka mengenakan kaos bergambar wajah Zhang dan membawa bunga putih sebagai simbol duka dan penghormatan.
Seorang perawat Tanzania mengatakan:
“Dia memang warga Tiongkok, tapi bagi kami, dia adalah bagian dari keluarga.”
Ribuan ucapan belasungkawa membanjiri media sosial Tanzania. Banyak yang menyebut Zhang sebagai “pahlawan sejati” dan simbol persahabatan lintas bangsa.
Pengakuan dari Pemerintah Tiongkok
Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebut Zhang sebagai simbol persahabatan dan kemanusiaan antara Tiongkok dan Afrika. Ia dipuji karena menunjukkan keberanian, profesionalisme, dan semangat tanpa pamrih.
Media nasional Tiongkok seperti China Daily, CGTN, dan People’s Daily memberikan julukan kepadanya:
“Pahlawan Keadilan dan Keberanian” (Hero of Justice and Courage).
Warisan Zhang: Lebih dari Sekadar Dokter
Warisan Zhang Junqiao tak hanya soal keberanian. Ia meninggalkan jejak kuat dalam pembangunan kapasitas medis di Tanzania.
Kontribusi Medis Zhang:
| Bidang | Dampak |
|---|---|
| Pelatihan medis | Melatih lebih dari 50 tenaga medis lokal dalam teknik anestesi modern |
| Modernisasi praktik | Memperkenalkan video laryngoscopy untuk prosedur kritis |
| Diplomasi soft power | Mempererat hubungan antar masyarakat China–Tanzania melalui pendekatan humanistik |
Diplomasi Medis Tiongkok di Afrika
Aksi Zhang mencerminkan model diplomasi kemanusiaan yang tengah dibangun Tiongkok melalui program bantuan medis. Sejak 1960-an, lebih dari 25.000 dokter dan perawat dari Tiongkok telah dikirim ke Afrika, termasuk ke negara-negara seperti Tanzania, Ethiopia, Kenya, dan Mozambik.
Program ini bukan hanya soal bantuan kesehatan, tetapi juga sebagai bentuk soft power untuk memperkuat hubungan bilateral dan membangun citra Tiongkok sebagai mitra strategis di Global South.
Refleksi Kemanusiaan: Kisah Zhang di Hati Dunia
Aksi dr. Zhang menjadi contoh bahwa pengabdian di dunia medis bukan hanya soal keahlian teknis, tetapi juga soal empati, keberanian, dan pengorbanan. Ia tidak hanya menyelamatkan satu nyawa, tetapi menginspirasi ribuan orang untuk percaya bahwa kebaikan masih hidup di dunia.
Semangat Zhang Junqiao Hidup dalam Hati Banyak Orang
Zhang Junqiao bukan hanya seorang dokter atau relawan, ia adalah simbol pengabdian lintas batas negara dan budaya. Pengorbanannya akan dikenang bukan hanya oleh keluarga dan rekan kerja, tetapi juga oleh masyarakat Tanzania dan komunitas medis internasional.
Kepergiannya menjadi pengingat bahwa meski dunia sering terpecah oleh perbedaan geopolitik, kemanusiaan tetap bisa menjadi bahasa universal yang menyatukan kita semua.
