6 Mahasiswa Tewas di Tambang China, Ini Kronologinya

Sebuah tragedi menggemparkan China setelah enam mahasiswa Universitas Northeastern tewas tenggelam dalam tangki pengolahan tambang di Mongolia Dalam. Insiden ini terjadi pada Rabu, 24 Juli 2025, saat mereka melakukan kunjungan lapangan ke tambang milik perusahaan China National Gold Group di wilayah timur laut negara tersebut.
Menurut keterangan resmi pemerintah lokal, keenam korban adalah mahasiswa jurusan teknik pengolahan mineral yang sedang menjalani studi praktik di tambang tersebut. Saat mereka berdiri di atas pelat penutup tangki flotasi—sebuah kolam besar berisi cairan padat untuk pemrosesan logam—lantai penutup tiba-tiba ambruk, menyebabkan mereka terperosok ke dalam cairan slurry setinggi 10 meter.
Upaya penyelamatan telah dilakukan oleh pihak tambang, namun sayangnya keenam mahasiswa tidak bisa diselamatkan. Satu staf pengajar yang mendampingi mereka juga dilaporkan mengalami luka ringan akibat terpeleset saat mencoba memberi pertolongan.
Duka Nasional dan Sorotan Keamanan
Kematian para mahasiswa ini segera memicu duka mendalam di kalangan akademisi dan masyarakat China. Kementerian Pendidikan dan pemerintah Mongolia Dalam langsung membentuk tim investigasi untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan tersebut. Banyak pihak mempertanyakan bagaimana kunjungan akademik bisa dilakukan tanpa standar keselamatan yang ketat.
Media sosial di China, khususnya platform Weibo, dipenuhi komentar warganet yang mengecam kelalaian pihak tambang. Tagar seperti #EnamMahasiswaTewas dan #TambangMongoliaDalam menjadi trending dalam hitungan jam. Salah satu komentar yang paling banyak disukai menulis, “Bagaimana bisa pelat pengaman roboh saat digunakan untuk kegiatan resmi kampus?”
Perusahaan tambang China National Gold Group dalam pernyataan resminya mengaku sangat menyesalkan insiden ini dan berkomitmen penuh membantu keluarga korban. Tambang juga menghentikan seluruh operasional untuk menjalani audit keselamatan menyeluruh.
Insiden ini menjadi peringatan serius bagi semua institusi pendidikan dan industri yang sering melibatkan mahasiswa dalam kunjungan kerja lapangan. Banyak pengamat mendesak agar seluruh kampus di China mengevaluasi kembali kerja sama dengan sektor industri, terutama yang berkaitan dengan tambang, konstruksi, dan energi.
Baca juga : China Dorong Proyek Trans-Himalaya untuk Rebut Nepal
Para ahli keselamatan kerja juga menyoroti bahwa tangki flotasi adalah area berisiko tinggi yang seharusnya tidak diakses sembarangan, terlebih tanpa alat pelindung diri (APD) dan pengawasan ketat.
Sejumlah lembaga advokasi pendidikan mendesak pemerintah China untuk membuat pedoman nasional tentang prosedur keselamatan dalam kegiatan praktik industri. Ini termasuk pembatasan wilayah yang boleh dikunjungi mahasiswa, keharusan APD, serta kewajiban audit risiko sebelum kegiatan dimulai.